AyoBacaNews.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meningkatkan kewaspadaan menghadapi resesi yang melanda Jepang dan Inggris.
Mereka menyatakan bahwa kondisi ini akan menjadi pertimbangan penting dalam menetapkan asumsi ekonomi makro tahun 2025 serta merancang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Jokowi menyampaikan bahwa beberapa negara, seperti Jepang dan Inggris, telah masuk ke dalam resesi, dan hal ini membutuhkan antisipasi yang cermat dalam menetapkan target pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, Sri Mulyani menyoroti fakta bahwa perekonomian global masih lemah, meskipun inflasi telah mengalami penurunan.
BACA JUGA: Daftar Bansos dan BLT Sebelum Ramadhan 2024, Segera Cek Jangan Sampai Terlewat
Sri Mulyanijuga menekankan bahwa banyak negara telah menggunakan anggaran fiskal secara besar-besaran selama pandemi dan menghadapi tantangan inflasi serta suku bunga yang tinggi.
Selain itu, Sri Mulyani juga menyoroti kondisi PMI manufaktur yang menunjukkan kontraksi di sejumlah negara, menunjukkan bahwa dunia masih berada dalam posisi yang rapuh. Meskipun ada beberapa negara yang mengalami pemulihan, sebagian besar masih dalam kondisi yang rapuh.
Dalam menghadapi kondisi ini, Sri Mulyani menegaskan pentingnya menjaga kredibilitas, kehati-hatian, dan keberlanjutan APBN untuk melindungi masyarakat dari guncangan yang mungkin terjadi di tengah ketidakpastian global.(*)
BACA JUGA: Pakai Amunisi Bansos' Sukses Bikin Prabowo-Gibran Tumbangkan Anies dan Ganjar? Ini Hasil Surveinya
BACA JUGA: Kartu Prakerja 2024 Gelombang 63 Ditutup, Ini Langkah Berikutnya yang Harus Dilakukan Calon Peserta