Masyarakat Jawa menganggap gelar "raja Jawa" sebagai lambang kemuliaan dan bijaksana, bukan sebagai simbol kebengisan atau tirani.
Lebih jauh lagi, pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Bahlil tidak memahami prinsip-prinsip budaya Jawa yang seharusnya menjadi landasan bagi setiap pemimpin, termasuk dalam konteks politik.
Tradisi politik Jawa, seperti yang dijelaskan dalam riset-riset seperti karya Ben Anderson, mengandung prinsip-prinsip yang menghargai kebijaksanaan dan kearifan dalam berpemerintahan.
Saya setuju dengan pandangan bahwa Bahlil seharusnya lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya, terutama ketika mengaitkan gelar "raja Jawa" dengan konotasi negatif.