Ini bukan hanya sebuah "kecelakaan sejarah", tetapi sebuah tindakan yang seharusnya disadari sebagai penghinaan terhadap tradisi dan budaya Jawa.
Sejarah mengajarkan kita bahwa ada hal-hal yang terjadi sebagai "kecelakaan sejarah", tetapi kecelakaan tersebut bisa menjadi momentum untuk menciptakan sejarah baru.
Namun, dalam konteks ini, apa yang disampaikan oleh Bahlil tidak dapat dianggap sebagai kecelakaan yang dapat dimaafkan begitu saja.
Pernyataan seperti ini mencerminkan kurangnya pemahaman terhadap budaya Jawa dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa.