AyoBacaNews.Com, Bandung- Apa hukum sahur? Apakah sahur wajib? Apakah sahur harus dilakukan? Atau justru hanya sekadar anjuran?
Pertanyaan-pertanyaan ini sering kali muncul, terutama ketika Ramadan tiba. Banyak orang masih bertanya-tanya, “Kalau tidak sahur, puasanya tetap sah atau tidak?”, atau “Sahur itu termasuk rukun puasa atau bukan?”
Jawabannya penting untuk dipahami, karena sahur bukan sekadar makan tengah malam, bukan pula hanya rutinitas musiman. Sahur punya hukum tersendiri dalam syariat Islam, dan tentu saja memiliki nilai ibadah yang tidak bisa dianggap biasa-biasa saja.
Lalu, apa sebenarnya hukum makan sahur? Kapan waktu sahur terbaik? Dan kapan harus berhenti makan? Semua ini akan dibahas dengan jelas, agar umat Muslim semakin memahami dan menjalankan ibadah puasa dengan kesadaran penuh.
Sahur hukumnya sunnah muakkad. Sunnah muakkad. Sunnah muakkad.
Artinya, sangat dianjurkan, karena sahur termasuk amalan yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW.
Meskipun tidak wajib, namun sahur sangat ditekankan untuk dilakukan, sebab mengandung keberkahan dan manfaat besar bagi tubuh serta jiwa.
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
"Bersahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat keberkahan."
Jadi, sahur bukanlah kewajiban, tetapi meninggalkannya berarti melewatkan kesempatan untuk mendapatkan keberkahan yang Rasulullah janjikan.
Kapan waktu sahur yang utama?
Waktu sahur paling dianjurkan adalah pada sepertiga malam terakhir, atau menjelang waktu Subuh. Idealnya, jarak antara selesai sahur dengan adzan Subuh setara waktu membaca lima puluh ayat Al-Qur’an, atau sekitar 10–15 menit sebelum masuk waktu Subuh.
Dan penting diingat, sahur harus dihentikan saat adzan Subuh berkumandang. Saat itulah waktu imsak dimulai, dan artinya makan-minum harus segera dihentikan. Ini sering kali masih membingungkan sebagian orang, padahal hal ini sangat penting dalam menjaga sahnya puasa.
Sahur memang tidak wajib, tapi keutamaannya terlalu besar untuk dilewatkan. Selain memperkuat fisik untuk berpuasa, sahur juga menjadi sarana untuk mendapatkan pahala dan keberkahan. Maka tak heran jika Rasulullah SAW begitu menekankan anjuran sahur dalam sunnah beliau.
Jadi, meski tidak sahur puasanya tetap sah, namun meninggalkan sahur berarti kehilangan kesempatan ibadah yang besar. Maka dari itu, mari jadikan sahur sebagai bagian dari kesungguhan kita dalam menjalani Ramadan.