VIRAL! Anak-Anak Cuci Darah, Apakah Beneran Dicuci? Lalu Apa Itu Transplantasi Ginjal Babi

Rabu, 31 Juli 2024 | 12:23
VIRAL! Anak-Anak Cuci Darah, Apakah Beneran Dicuci? Lalu Apa Itu Transplantasi Ginjal Babi
Viral video remaja bersama ibunya. Anak remaja tersebut harus menjalani cuci darah seminggung tiga kali. Foto @suara_netwirkjabar.
Penulis: L Sundana | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com - Cuci darah, atau hemodialisis, adalah proses medis untuk membersihkan darah dari zat-zat berbahaya ketika ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik. 

Proses ini penting bagi pasien dengan penyakit ginjal, seperti gagal ginjal, di mana ginjal tidak mampu menyaring darah secara efektif.

Baru-baru ini, ada inovasi dalam transplantasi ginjal. Para dokter berhasil memasang ginjal babi yang sudah dimodifikasi secara genetik ke tubuh manusia. 

Keberhasilan ini membuka kemungkinan baru dalam pengobatan penyakit ginjal dan transplantasi organ, meskipun masih banyak pertanyaan etis yang perlu dijawab.

Apa Itu Cuci Darah? Ini Penjelasan dan Inovasi Terbarunya

Mungkin kita sering mendengar istilah cuci darah. Sekilas, istilah ini terdengar agak menakutkan jika membayangkan ada mesin cuci yang isinya merah-merah semua. 

Jadi, apakah cuci darah itu benar-benar dicuci atau hanya sekadar istilah seperti "cuci otak" dan "cuci mata"?

Pengertian Cuci Darah

Sederhananya, cuci darah memang benar-benar mencuci darah. Namun, tentunya ini tidak menggunakan deterjen apa pun dan tidak perlu dijemur, apalagi disetrika. 

Istilah medis untuk cuci darah adalah hemodialisis. Orang Indonesia yang kreatif menyederhanakan istilah ini menjadi cuci darah.

Kenapa Darah Perlu Dicuci?

Mengapa darah kita perlu dicuci? Apakah ada noda bandel di dalam darah kita seperti baju kotor yang bernoda? 

Darah kita mengandung zat-zat yang tidak semuanya bersih dan perlu dibuang. Untungnya, kita memiliki organ kembar berbentuk kacang merah, yaitu ginjal, yang dengan baik hati memfilter darah kita dan membuang zat-zat yang tidak perlu melalui urin.

Namun, proses ini tidak bisa dilakukan jika seseorang memiliki penyakit ginjal, seperti batu ginjal yang parah. 

Batu ginjal yang sulit keluar bisa menyebabkan infeksi bakteri dan bahkan bisa membuat ginjal tidak berfungsi lagi, alias gagal ginjal. Sayangnya, gagal ginjal bukanlah "sukses ginjal yang tertunda."

Proses Cuci Darah

Untuk menggantikan peran ginjal, dokter menciptakan mesin-mesin canggih. 

Proses cuci darah melibatkan dua jarum yang disuntikkan ke lengan. Jarum pertama mengambil darah ke mesin yang berisi saringan dengan ribuan serat untuk menghilangkan zat-zat buangan. 

Darah yang sudah bersih kemudian dialirkan kembali ke tubuh melalui jarum kedua. 

Bayangkan, ini seperti Sobat Baca yang masuk ke ruang bimbingan konseling dengan masalah dan keluar dengan solusi.

Namun, cuci darah tidak benar-benar bisa menggantikan peran ginjal sepenuhnya. Jalan terbaik adalah mendapatkan ginjal baru yang sehat, yang sayangnya sangat langka.

Inovasi Terbaru: Transplantasi Ginjal Babi

Baru-baru ini, ada kejadian luar biasa yang mungkin akan mengubah segalanya. 

Setelah penelitian puluhan tahun, untuk pertama kalinya dalam sejarah, para dokter berhasil melakukan operasi transplantasi ginjal babi ke tubuh manusia yang sudah mati otak.

Tentu saja, ini bukan sembarang babi, melainkan yang gennya sudah dimodifikasi agar sesuai dengan tubuh manusia. 

Hasilnya, ginjal ini berhasil diterima tanpa diserang sistem imun tubuh dan bahkan bisa memproduksi urine.

Meski begitu, metode ini masih menimbulkan tanda tanya besar. Apakah karena kita bisa melakukannya, maka kita harus melakukannya?

Nah jadi Sobat Baca, jika harus memilih antara cuci darah dengan mesin, menunggu donor ginjal yang langka, atau memasukkan organ babi ke dalam tubuh sendiri, pilihan terbaik adalah menjaga kesehatan ginjal kita. 

Jangan sampai kita terkena penyakit ginjal atau bahkan menjual ginjal kita untuk hal-hal yang tidak benar. (*)

 

Konten Rekomendasi (Ads)