AyoBacaNews.com, Jakarta - Ridwan Kamil selangkah lagi akan menjadi pesaing anis Baswedan di Pilgub Jakarta 2024.
Menurut beberapa hasil survei, kemungkinan besar Pilgub Jakarta akan mempertarungkan tiga calon kuat. Pertama Anies Baswedan, lalu Ahok, Kemudian jika dimungkinkan Ridwan Kamil.
Namun, hak tersebut masih abu-abu karena baik Ridwan Kamil Maupun Ahok belum bisa mewakili seluruh partai yang akan bertaruh di pilgub mendatang.
Lalu seperti apa peta pertarungan di Pilgub Jakarat? Berikut adalah utak-atik skema pilgub seandainya ada tiga kandidat calon gubernur.
Dikutip dari Youtube TVOne pada Minggu, 4 Agutus 2024, teka-teki pertarungan di pemilihan kepala daerah di Jakarta mulai terungkap.
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, menyatakan partainya mendukung politisi Partai Gerindra, Dedi Mulyadi, sebagai bakal calon gubernur Jawa Barat.
Airlangga juga memberikan sinyal bahwa jika Dedi maju di Jawa Barat, maka Ridwan Kamil (RK) akan bertarung di Jakarta.
Menurut sejumlah lembaga survei, Ridwan Kamil unggul di Jawa Barat. Pertanyaannya, mampukah RK menang di Pilkada Jakarta?
Akan ada berapa poros di Pilkada Jakarta? Apakah dua atau mungkin tiga?
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Hanan Jayadi memberikan amatan tentang kekuatan Ridwan Kamil jika ia benar-benar bertarung di Jakarta.
Diajelaskan Hanan, hadinya Ridwan Kamil membuat Pilgub Jakarta bisa lebih kompetitif.
Data menunjukkan, ada tiga nama yang paling kompetitif di Jakarta, yakni Anies Baswedan, Ahok, dan Ridwan Kamil.
"Seberapa kompetitif Ridwan Kamil tergantung pada beberapa faktor, salah satunya apakah Ahok tidak maju dari PDIP dan bagaimana RK mengkonsolidasikan kekuatan suaranya," jelas Hanan.
"Termasuk mengambil basis suara Ahok dan PDIP. Jika RK berhasil mengambil banyak pendukung Ahok yang juga loyalis Jokowi, maka ia bisa kompetitif melawan Anies Baswedan," kata dia menambahkan.
Namun, jika Anies mampu mengkonsolidasikan basis pemilihnya sekaligus mengambil sebagian dari basis PDIP dan pendukung Ahok, pertarungan akan sulit bagi RK. Meski begitu, RK masih memiliki peluang.
Dari hasil survei Lembaga Survei Indonesia mengenai kekuatan RK, kata Hanan, untuk sementara RK masih kalah dari Anies.
Berdasarkan survei, jika hanya RK dan Anies yang bertarung, sebagian besar pemilih Ahok cenderung mendukung RK.
Namun, pemilih Ahok yang pindah ke Anies juga cukup banyak. "Saat ini, Anies unggul di atas 50 persen," sebutnya.
Meski tidak dominan, tetap sulit bagi RK untuk melawan Anies. Namun, RK masih punya kesempatan mengambil suara dari Ahok jika Ahok tidak maju.
Dia juga menjelaskan jika sebagian besar pendukung Ahok cenderung mendukung RK, sekitar 60 persen.
Namun, Anies juga mendapatkan sebagian dukungan. Jika Anies mampu mengkonsolidasikan basis utamanya dan mengambil sebagian dari pendukung Ahok atau PDIP, ia bisa memenangkan Pilkada Jakarta.
Peta Golkar di Jakarta dan Jabar
Kemudian Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia menjelaskan tentang kemungkinan Partai Golkar yang mendukung Dedi Mulyadi di Jawa Barat dan mendorong RK ke Jakarta.
Ahmad Doli Kurnia menjelaskan sampai saat ini belum memutuskan secara resmi. "Namun kami mendukung calon dengan potensi menang tinggi. Kami juga mempertimbangkan soliditas Koalisi Indonesia Maju," kata Bung Doli.
Dalam tiga minggu terakhir, Golkar terus berkomunikasi intensif dan melakukan kajian mendalam dengan partai-partai di koalisi.
Hasil kajian ini disampaikan kepada ketua umum masing-masing partai. "Pak Airlangga menyatakan dukungan kepada Dedi Mulyadi di Jawa Barat, otomatis RK diarahkan ke Jakarta. Kami masih mempertimbangkan komposisi wakilnya," ucapnya menjelaskan.
Kemudian ditanyakan tentang pernyataan Ketum Harian Gerindra, Sufmi Dasco tentang nama-nama calon kepala daerah Jakarta sudah dikantongi oleh para ketum. Apakah nama RK termasuk di dalamnya?
"Kami belum bisa mengonfirmasi secara pasti, namun yang jelas, dalam beberapa hari ke depan, akan ada keputusan resmi mengenai calon di Jakarta," ucap Doli. (*)