Tanda-Tanda Dehidrasi yang Perlu Diperhatikan, Jika Disepelekan Berisiko Muncul Batu Ginjal

Rabu, 08 Mei 2024 | 08:20
Tanda-Tanda Dehidrasi yang Perlu Diperhatikan, Jika Disepelekan Berisiko Muncul Batu Ginjal
Tanda Dehidrasi - Seorang perempuan minum segelas air mineral. Kenali tanda dehidrasi jangan disepelekan. Ilustrasi/Freepik.
Penulis: Pipin L H | Editor: Pipin L H

AyoBacaNews.com - Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit (RS) Sardjito, Metalia Puspitasari mengatakan, ada sejumlah tanda dehidrasi yang perlu diperhatikan, dan paling sederhana adalah frekuensi serta jumlah urine.

Metalia menyebutkan, kehausan yang timbul dari dehidrasi merupakan sinyal dari tubuh untuk mengatasi kekurangan cairan.

Hal tersebut, disampaikan dalam diskusi bertajuk 'Panas Menyengat! Banyakin Minum Biar Ginjal Tetap Sehat', yang disiarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Rasa haus itu yang sebaiknya jangan disepelekan, karena kalau misalnya rasa haus itu kemudian tidak diimbangi dengan minum yang cukup, maka akan terjadi ketidakseimbangan di dalam tubuh, yang kemudian bisa semakin parah," kata Metalia.

Ia menerangkan, tanda-tanda dehidrasi atau kekurangan cairan yang paling sederhana adalah dari jumlah serta frekuensi mengeluarkan urine.

Menurutnya, secara umum berkemih dilakukan kurang lebih setengah jam setelah minum. Dan tanda keduanya adalah warna urine.

"Mungkin secara umum kita bisa pakai patokan jumlah minum 24 jam itu sekitar 30 cc per kilogram berat badan. Jadi, misalnya berat badannya sekitar 50 kilo, maka kita bisa pakai patokan sekitar 30 cc dikali 50 kilo, jadi sekitar 1.500 cc per 24 jam gitu," katanya.

"(Tanda kedua) kalau kekurangan cairan, ya warnanya akan menjadi lebih pekat kuningnya. Sedangkan, kalau misalnya dehidrasinya bagus, maka kemudian warnanya bisa bening gitu, ya warnanya," tambahnya.

Apabila dehidrasi mencapai tingkat berat, dikatakan Metalia, hal tersebut dapat menyebabkan gangguan hemodinamika. Contohnya peningkatan denyut nadi, dan tensi yang turun.

Selain itu, kata Metalia, dehidrasi dapat menyebabkan air mata tidak dapat keluar. Pada anak-anak, dehidrasi berat dapat menyebabkan turgor kulit atau elastisitas kulit yang berkurang.

Ketika kulit ditarik, kata Metalia, maka sulit kembali ke bentuk aslinya. Ia juga menjelaskan, risiko yang dapat terjadi apabila dehidrasi adalah gangguan pada keseimbangan cairan, serta elektrolit dalam tubuh, yang menyebabkan natrium menjadi rendah serta penurunan kesadaran.

"Ini juga ada risiko, kemudian bisa muncul adanya batu ginjal," katanya.(*)

Konten Rekomendasi (Ads)