Soal Kebocoran PDNS 2, BSSN Sebut Fasilitas Pencegahan Serangan Siber Hanya Mampu 5 Persen Mengawasi

Jumat, 28 Juni 2024 | 13:22
Soal Kebocoran PDNS 2, BSSN Sebut Fasilitas Pencegahan Serangan Siber Hanya Mampu 5 Persen Mengawasi
Kepala BSSN, Hinsa Siburian yang memgaku telah memprediksi serangan siber akan terjadi pada 2024. Tangkap layar/YouTube/BSSN.
Penulis: Pipin L H | Editor: Pipin L H

AyoBacaNews.com - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyatakan, bahwa pada tahun 2023 sudah memprediksi akan ada serangan siber yang dilancarkan pada 2024.

Menurut Kepala BSSN, Hinsa Siburian, serangan siber yang diprediksi pihaknya tersebut, seperti yang sekarang ini terjadi menyerang Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2.

Dikatakan Hinsa, serangan siber yang telah terprediksi antara lain adalah Ransomware hingga Web Defacement, yang juga ada kaitannya dengan fenomena judi online atau daring, serta jenis-jenis serangan-serangan siber lainnya.

"Prediksi sudah dirilis secara resmi oleh BSSN pada tahun 2023. Dan untuk mengantisipasi itu, kita sampaikan ke semua lembaga untuk mengantisipasinya," kata Hinsa dalam Rapat Kerja bersama Komisi I DPR RI.

Selain kepada lembaga-lembaga, ia juga mengungkapkan, bahwa telah menyampaikan prediksi itu kepada jaringan-jaringan keamanan siber yang dibina oleh BSSN.

Menurut Hinsa, jenis-jenis ancaman siber pun telah dimuat di laman resmi BSSN. Di samping itu, BSSN pun sudah memiliki Pusat Operasi Keamanan Siber di kantornya, yang berada di wilayah Ragunan, Jakarta Selatan.

Fasilitas tersebut, kata Hinsa, sudah digunakan di antaranya untuk mencegah serangan siber seperti yang sekarang ini terjadi.

Hanya saja, menurut Hinsa, fasilitas tersebut hanya mampu mengawasi sebesar 5 persen dari total keseluruhan data nasional.

Sehingga, kata Hinsa, sensor pengawasan siber pada fasilitas tersebut juga kerap diprioritaskan untuk lingkaran pusat pemerintahan.

"Karena bagaimanapun sensor ini bisa kita prioritaskan, misalnya sensor kita amankan di lingkaran katakanlah istana, jadi kondisinya seperti itu," katanya.

Berkaitan dengan adanya serangan siber terhadap PDNS 2, yang sekarang ini terjadi, menurut BSSN telah melakukan langkah-langkah dengan cara forensik sesuai mekanismenya.

Namun, Hinsa mengaku ada kesulitan dalam melakukan pemeriksaan forensik, karena semua data yang terkena serangan telah terenkripsi.

"Tapi kemarin syukur kemarin masih ada data yang bisa kita analisis, dan sekarang masih berproses, nanti hasilnya pasti akan kita sampaikan," katanya.(*)

Konten Rekomendasi (Ads)