AyoBacaNews.com, Kota Bandung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) minta diadakan edukasi, termasuk dari orangtua kepada anak terkait minuman manis.
Hal tersebut, perlu dilakukan untuk mengantisipasi dugaan terjadinya lonjakan pasien anak yang cuci darah atau hemodialisa.
Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin mengatakan, perlu untuk meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) menginformasikan terkait kewaspadaan terhadap kasus ini.
Meski sampai sekarang ini, kata Bey, Pemprov Jabar masih menunggu laporan riil di lapangan terkait dugaan kasus anak cuci darah.
"Data belum ada, di Jabar disampaikan ke Dinkes soal pengobatannya. Tapi tindakan preventif jauh lebih penting," kata Bey dalam keterangannya, dikutip Rabu, 31 Juli 2024.
Bey menjelaskan, mengenai tahapan sebelum melakukan cuci darah yang sebetulnya itu bisa dilakukan langkah preventif.
"Pertama edukasi kepada masyarakat tentang bahaya minuman manis. Kedua, meminta kepada seluruh Puskemas segera lakukan cek gula darah," katanya.
Selain meminta Dinkes dan peras serta orangtua untuk melakukan langkah-langkah preventif, ia mengaku telah koordinasi dengan berbagai fasilitas kesehatan.
"Itu cuci darah, artinya sudah stadium 4. Ada tahapan yang harusnya bisa kita antisipasi, dan kami akan koordinasi dengan seluruh Puskesmas melalui Kepala Dinas Kesehatan untuk berkoordinasi," kata Bey.
"Jadi, harus ada pengecekan dan edukasi ke masyarakat, kalau anak-anak itu jangan mudah sekali dibelikan (diberikan) minuman manis," tambahnya.
Bey juga mengingatkan, jangan mudah memberikan minuman yang dijual bebas, terutama yang terasa manis karena yang paling sehat adalah rutin konsumsi air putih.
"Jangan terlalu sering dibelikan. (minuman manis yang dijual bebas) gulanya tinggi sekali," kata Bey.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, tidak ada peningkatan kasus anak mengalami gagal ginjal, yang perlu cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Hal tersebut, disampaikan Piprim guna meluruskan kesalahpahaman terkait kondisi kesehatan anak-anak di RSCM.(*)