Spanduk bertuliskan “Megawati Ketum Ilegal” yang terpasang di Tol BORR dianggap sebagai provokasi oleh PDIP Bogor. Mereka menduga tindakan ini bertujuan untuk memecah belah partai menjelang Kongres 2025.
AyoBacaNews.com, JAKARTA - Pada Rabu (18/12/2024), sebuah spanduk bertuliskan “Megawati Ketum Ilegal” terpasang di dinding samping Tol Bogor Outer Ring Road (BORR), menimbulkan kegemparan di kalangan pengurus PDI Perjuangan.
Spanduk yang berukuran sekitar 3x3 meter itu dengan cepat menarik perhatian banyak pihak, terutama menjelang Kongres PDI Perjuangan yang akan digelar pada 2025.
Menurut Ketua DPC PDI-Perjuangan Kota Bogor, Dadang Iskandar Danubrata, pemasangan spanduk tersebut merupakan bentuk provokasi yang sengaja ditujukan untuk memecah belah internal partai.
Dadang menduga bahwa spanduk tersebut dipasang secara ilegal pada malam hari oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, bukan oleh kader partai.
Dalam penjelasannya, Dadang menegaskan bahwa pemasangan spanduk semacam ini sangat berbahaya karena dapat mengganggu persatuan dan soliditas internal partai, terlebih menjelang agenda penting seperti pemilihan Ketua Umum PDI Perjuangan pada Kongres mendatang.
Dadang pun mengimbau seluruh kader untuk tidak terprovokasi dan tetap menjaga kekompakan partai. PDI-P sendiri, melalui Deddy Sitorus, Ketua DPP, mengungkapkan bahwa upaya semacam ini adalah bagian dari serangan terorganisir terhadap partai, dengan tujuan untuk mengacaukan proses demokrasi internal partai.
Pihak PDIP Bogor langsung bereaksi dengan mencopot spanduk tersebut, sebagai bentuk penegakan disiplin dan untuk memastikan bahwa tindakan seperti ini tidak terulang.
Dadang menegaskan, upaya semacam ini tidak akan menggoyahkan semangat juang dan loyalitas kader terhadap Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri.
Bahkan, Megawati telah mengeluarkan instruksi siaga satu bagi seluruh jajaran partai untuk menghadapi segala bentuk serangan menjelang Kongres 2025.
Pemasangan spanduk yang menyudutkan Megawati ini menjadi sorotan besar karena menyangkut keberlangsungan kepemimpinan PDI-P dan agenda internal yang akan sangat menentukan arah partai ke depan.
Hal ini juga terjadi di tengah dinamika menjelang kongres partai pada tahun 2025, di mana pemilihan Ketua Umum baru menjadi salah satu agenda utama.
Oleh karena itu, pemasangan spanduk tersebut dianggap sebagai tindakan terencana yang bertujuan menggoyahkan stabilitas internal partai.
Sebagian pihak menyebut, bahwa tindakan tersebut hanya dilakukan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab, yang ingin memicu perpecahan dalam tubuh PDI-P.
Pada saat yang bersamaan, Deddy Sitorus dan Ronny Talapessy menyatakan bahwa seluruh kader telah diberi instruksi untuk tetap berada dalam keadaan siaga satu menghadapi upaya yang dapat merusak integritas partai.
PDI Perjuangan menilai bahwa adanya spanduk-provokasi dan pengerahan buzzer merupakan taktik untuk menciptakan ketegangan menjelang Kongres 2025, dan upaya ini harus dilawan dengan tegas untuk menjaga kedaulatan partai.
Pemasangan spanduk bertuliskan “Megawati Ketum Ilegal” di dinding samping Tol BORR menambah ketegangan menjelang Kongres PDI Perjuangan 2025.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, Dadang Iskandar Danubrata, menegaskan bahwa pemasangan tersebut dilakukan secara ilegal dan bukan oleh kader partai.
Dadang menganggap spanduk itu sebagai upaya provokatif yang bertujuan untuk memecah belah internal partai. Tak lama setelah penemuan spanduk, PDI Perjuangan Kota Bogor langsung mencabutnya sebagai respons tegas.
Ketua DPP, Deddy Sitorus menambahkan bahwa pemasangan spanduk serupa juga terjadi di sejumlah titik lainnya dan diindikasikan sebagai bagian dari serangan terorganisir yang menjelang Kongres PDI-P 2025.
Untuk merespons provokasi ini, Megawati mengeluarkan instruksi siaga satu agar seluruh kader siap menghadapi segala bentuk serangan yang berpotensi merusak partai.
Pemasangan spanduk bertuliskan “Megawati Ketum Ilegal” di Tol BORR memicu reaksi cepat dari PDI Perjuangan, yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk provokasi untuk mengacaukan Kongres 2025.
PDI-P Kota Bogor langsung mencopot spanduk itu dan mengimbau kader untuk tetap solid menghadapi provokasi semacam ini.
Megawati Soekarnoputri menginstruksikan seluruh jajaran partai untuk berada dalam siaga satu, guna melawan segala upaya yang bertujuan merusak keutuhan partai menjelang kongres.
Bagaimana pendapat Anda mengenai pemasangan spanduk ini? Apakah ini bisa mengganggu proses demokrasi internal partai? Berikan komentar Anda dan bagikan artikel ini untuk mengundang diskusi lebih lanjut. (*)