AyoBacaNews.com - Halo Sobat Baca, pada bulan September pernah terjadi sebuah peristiwa besar dan menjadi sejarah penting bagi Indonesia.
Gerakan 30 September 2024, atau lebih dikenal dengan (G30S PKI), merupakan peristiwa penting dan kontroversial.
Peristiwa G30S PKI, sebenarnya sudah diajarkan dalam pelajaran sejarah di Sekolah. Sejarah ini harus tetap diteruskan hingga anak cucu, sebagai bentuk hormat kepada para pahlawan yang sudah berjuang demi negeri Indonesia.
Dilansir dari kanal YouTube Inspect History pada Jumat, 27 September 2024, G30S terjadi pada akhir masa pemerintahan Presiden Soekarno, yang menandai berakhirnya dominasi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Sekaligus naiknya Soeharto sebagai pemimpin dengan konsep Orde Baru. Pemerintah Orde Baru menggunakan istilah “G30S/PKI” untuk menekankan peran PKI dalam peristiwa ini.
Kendati demikian, usai runtuhnya Orde Baru pada 1998, istilah "G30S" yang lebih netral mulai digunakan untuk menghindari tuduhan sepihak.
Pada era 1960-an, Indonesia yang baru merdeka pada saat itu, masih mencari jati diri sebagai negara berdaulat.
Kebijakan-kebijakan Presiden Soekarno yang berani dan anti-Barat membuat Indonesia sering bersitegang dengan negara tetangga yang dianggap terlalu dekat dengan negara Barat.
Ditambah lagi, berbagai pemberontakan di dalam negeri, yang sebagian didukung oleh kekuatan asing, menciptakan ketidakstabilan politik yang berujung pada peristiwa G30S.
Setelah merdeka, Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan nasionalisasi untuk mengambil alih perusahaan asing.
Namun, kurangnya pengalaman dalam mengelola ekonomi menyebabkan kebijakan ini malah berakhir dengan kegagalan.
Hal ini menyebabkan krisis ekonomi yang parah, dengan inflasi mencapai 650%, sehingga menurunkan dukungan masyarakat kepada pemerintah.
PKI, yang memiliki sekitar 3 juta anggota dan berafiliasi dengan organisasi besar seperti Lekra dan Gerwani, memiliki pengaruh yang cukup kuat.
Presiden Soekarno, yang pada saat itu sedang menghadapi konfrontasi dengan Malaysia, menggunakan kekuatan PKI sebagai penyeimbang terhadap militer yang dinilai tidak sepenuh hati mendukung kebijakannya.
Ide pembentukan "Angkatan Kelima" yang terdiri dari rakyat bersenjata semakin menambah ketegangan antara PKI dan militer.
Pada masa Perang Dingin, Indonesia berusaha memanfaatkan persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk keuntungannya sendiri.
Indonesia menerima bantuan militer dari Uni Soviet untuk kampanye Irian Barat dan konfrontasi dengan Malaysia.
Namun, saat kondisi dalam negeri semakin tidak stabil, Amerika Serikat berusaha mencegah Indonesia jatuh ke tangan komunisme, termasuk dengan menekan Belanda untuk menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.
Peristiwa G30S berujung pada pembantaian besar-besaran terhadap anggota PKI dan simpatisannya.
Soeharto berhasil mengambil alih kekuasaan dan memulai era Orde Baru yang berkuasa selama lebih dari tiga dekade.
Dampak dari peristiwa ini masih dirasakan hingga sekarang, baik dalam politik, sosial, maupun persepsi sejarah.
Apakah Soekarno masih bisa bertahan jika peristiwa G30S tidak terjadi? Bagaimana jika para Jenderal yang menjadi korban selamat?
Mungkin sejarah Indonesia akan berbeda, tetapi yang pasti, kejadian ini menunjukkan betapa kompleksnya politik Indonesia pada masa itu.
Demikianlah sejarah singkat dari peristiwa G30S PKI dan diabadikan dalam Museum Pengkhianatan PKI, di Jakarta Selatan. (*)