AyoBacaNews.com, Bandung - Setelah sekutu beri perintah kepada Gubernut Bandung untuk membagi wilayahnya menjadi dua bagian, hal ini tuai reaksi warga Bandung.
Masyarakat Bandung tidak perdulikan perintah sekutu, justru mengabaikan ultimatum tersebut. Sebab masyarakat sudah bisa membaca, dari ultimatum itu sekutu mempunyai strategi untuk menguasai Bandung secara menyeluruh.
Masyarakat Bandung sangat tidak rela, jika wilayahnya kembali dijajah dan dikuasai oleh sekutu. Di sisi lain, sekutu juga tidak mematuhi iltimatum mereka sendiri.
Alasan sekutu berusaha keras tetap menempati Bandung Selatan, hal itu bukan tanpa alasan. Melainkan, lokasi markas mereka berada di sana.
Alhasil, para pejuang gotongg-royong bangun pos-pos gerilya serta pertempuran terus terjadi di wilayah Bandung.
Perlawanan masyarakat Bandung juga terdiri oleh para pedagang dengan cara boikot pembeli dari kawasan Bandung Utara.
Peristiwa Bojongkokosan
Kemudian terjadi penyerangan yang sangat fenomenal, pada saat konvoi besar pasukan sekutu Inggris diserang oleh warga Sukabumi di Bojongkokosan.
Peristiwa pernyerangan ini berlangsung pada 9 Desember 1945. Dimana, pasukan sekutu tidak memprediksi serang tersebut sebelumnya.
Alhasil sekutu merasa panik dan banyak prajurit sekutu yang cedera bahkan sampai banyak yang meninggal dunia.
Kekalahan sekutu di Bojongkokosan menjadi tamparan keras bagi mereka. Sampai akhirnya, parlemen kerajaan Inggris, memecat menteri pertahanan mereka karena malu.
Meskipun begitu, perlawan terus berlanjut. Kemudian, pada 23 maret 1946, Brigadir Jenderal MacDonald mengeluarkan ultimatum kedua pada Perdana Menteri Sutan Syahrir.
Bagi Sobat Baca yang tertarik ingin mengetahui berbagai kehidupan masyarakat yang tidak biasa, silakan ikuti AyoBacaNews.com untuk mendapatkan informasi yang edukatif. (*bagian 3)
