AyoBacaNews.com - Lanjutan dari artikel sebelumnya, mengulik sejarah Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), pertama di Indonesia.
Mutahar menggagas pengibaran oleh pemuda dari seluruh Indonesia. Akan tetapi, gagasan itu hanya bisa diwujudkan secara sederhana.
Alhasil ada lima pemuda yang berhasil terpilih, yaitu terdiri dari tiga putra dan dua putri yang berasal dari berbagai wilayah Indonesia.
Alasan dipilih lima anggota paskibraka, melambangkan Pancasila yang menjadi ideologi bagi bangsa Indonesia.
Kemudian, pengibaran bendera di Yogyakarta terus berlangsung sampai dengan tahun 1949. Tepatnya setelah Ibu Kota Indonesia kembali ke Jakarta.
pada saat yang bersamaan, Mutahar tidak lagi bertugas. Selanjutnya, pengibaran bendera di Jakarta ditangani oleh rumah tangga kepresidenan.
Kali ini anggota yang menjadi pengibar bendera dipilih dari pelajar yang sedang menempuh pendidikan di Jakarta.
Lalu, pada 1967 Soeharto memanggil Husein Mutahar untuk menangani kembali pengibaran bendera pusakat di Jakarta.
Mutahar mencoba untuk mengembangkan formasi pengibaran bendera menjadi tiga kelompok, yaitu pasukan 17, 8 dan 45.
Husein memilih formasi tersebut karena, melambangkan proklamasi kemerdekaan Indonesia, yaitu pada 17 Agustus 1945.
Pada 5 Agustus 1969, upacara penyerahan duplikat bendera diadakan. Presiden Soeharto menyerahkannya kepada gubernur di seluruh Indonesia.
Duplikat bendera terdiri dari enam carik kain yang dikibarkan. Bendera pusaka asli tetap disimpan dengan aman.
Bendera pusaka bertugas mengantar dan menjemput duplikatnya. Pengibaran berlangsung di pagi hari dan diturunkan pada sore hari. (*bagian 2)
