Salah Apa Airlangga Hartarto? Pengamat Singgung Budaya Baru Politisasi Hukum Bisa Intervensi Parpol

Minggu, 11 Agustus 2024 | 19:15
Salah Apa Airlangga Hartarto? Pengamat Singgung Budaya Baru Politisasi Hukum Bisa Intervensi Parpol
Airlangga Hartarto mengundurkan diri sebagai Ketum Partai Golkar. Foto: Dok. DPP Partai Golkar
Penulis: L Sundana | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com, Jakarta - Pengamat Politik yang juga Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya atau akrab disapa Mas Toto menduga jika mundurnya Airlangga Hartarto akibat ada masalah internal.

Meski diakui tidak bisa menduga kenapa harus saat ini Airlangga mundur sebagai Ketum Golkar, namun dinilai hal itu terjadi lantaran ada masalah.

"Saya nggak bisa mengungkapkan alasan kenapa sekarangnya (Airlangga mundur jadi Ketum Golkar)," ucap Toto dalam acara Breaking News Metro TV pada Minggu, 11 Agustus 2024. 

Diakuinya, apa yang dialami Airlangga kemungkinan dilatarbelakangi masalah yang aktual terjadi di tubuh partai beringin tersebut.

"Biarkan Mas Airlangga. Kalau kita menggunakan logika, kan berarti memang ada kondisi yang aktual terjadi yang menyebabkan kenapa harus sekarang," kata Toto. 

Logika politik lanjut Toto, kemungkinan ada dorongan dari bawah agar Airlangga mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

"Biasanya yang pertama adalah memang ada dorongan dari bawah, eh supaya Mas Airlangga mengundurkan diri (sebagai Ketum Golkar)," jelasnya. 

Toto kemudian mempertanyakan soal konsolidaso di dalam tubuh Golkar itu sendiri.

"Akan timbul pertanyaan. Salah apa Mas Airlangga secara politik dalam konteks konsolidasi internal di Partai Golkar? Itu yang tidak terjawab," jelasnya.

Kedua kata Toto, publik akan berspekulasi tentang mundurnya Airlangga Hartarto di tengan kemenangan Partai Golkar di Pemilihan Umum 2024.

"Ya kalau kita bicara mengenai spekulasi, orang sering menganggap bahwa pengunduran diri itu kan biasanya terjadi karena ada sesuatu yang menimpa pribadi dari ketua umum tersebut," sebutnya. 

Kemudian ada spekulasi tentang adanya dugaan peristiwa hukum yang dilakukan atau sedang dijalani Airlangga.

"Dan biasanya ini terkait dengan, eh, peristiwa hukum. Peristiwa hukum ini kan kita tidak tahu juga apakah betul, eh, adalah sebuah proses hukum yang biasa-biasa saja," jelasnya. 

"Kalau itu betul yang terjadi, berarti memang kebesaran hati seorang Airlangga, walaupun terpaksa mundur, sehingga tidak menambah beban pribadinya secara hukum dan tidak kemudian menjadi beban dari partainya," katanya. 

"Tapi kalau yang terjadi adalah dugaan mengenai politisasi hukum, itu yang paling berbahaya." 

"Artinya kita bukan hanya berbicara tentang seorang Airlangga, bukan hanya berbicara mengenai Partai Golkar, tapi kita melihat sebuah budaya baru yang bisa mengintervensi kedaulatan partai. Tadi kita tidak tahu mana yang benar, semua masih dugaan, kan?" kata dia. (*)

Konten Rekomendasi (Ads)