Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS, Dipicu Penurunan Laju Inflasi Domestik

Kamis, 08 Agustus 2024 | 16:32
Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS, Dipicu Penurunan Laju Inflasi Domestik
Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS - pixabay/IqbalStock
Penulis: Aulia | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah mengalami penguatan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat pada akhir perdagangan Kamis. Rupiah berhasil menanjak sebesar 141 poin atau 0,88 persen, ditutup pada posisi Rp15.894 per dolar AS, naik dari posisi sebelumnya di Rp16.035 per dolar AS.

Peningkatan nilai tukar ini terjadi seiring dengan tren penurunan laju inflasi dalam negeri. Menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, penurunan inflasi yang konsisten hingga Juli 2024 menjadi salah satu pendorong utama apresiasi rupiah.

Penurunan Inflasi: Faktor Penggerak Utama

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa inflasi Indonesia pada Juli 2024 tercatat sebesar 2,13 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 2,51 persen yoy.

Penurunan inflasi ini sebagian besar disebabkan oleh harga pangan yang lebih terkendali, dipengaruhi oleh panen yang melimpah dan kebijakan stabilisasi pasokan yang efektif.

Kendati demikian, pemerintah tetap waspada terhadap potensi tekanan inflasi di masa mendatang. Salah satu risiko yang diantisipasi adalah gejolak harga pangan dan pasokan yang dapat dipengaruhi oleh cuaca ekstrem seperti musim kemarau, yang berpotensi mengganggu produksi domestik dan stok pangan global.

Tantangan Eksternal: Kekhawatiran Resesi di AS

Sementara itu, perhatian investor global juga tertuju pada prospek ekonomi Amerika Serikat yang menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan.

Tingkat pengangguran yang masih tinggi serta inflasi yang belum sepenuhnya terkendali menambah kekhawatiran akan kemungkinan resesi di negeri Paman Sam tersebut.

Investor berharap Bank Sentral AS, atau Federal Reserve (The Fed), segera menurunkan suku bunga acuan guna merangsang perekonomian.

Pasar swap saat ini memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed hampir 50 basis poin pada September 2024.

Dampak Positif pada Pasar Valuta Asing

Penguatan rupiah ini juga tercermin pada Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Kamis, JISDOR menunjukkan peningkatan ke level Rp15.952 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.100 per dolar AS.

Penguatan nilai tukar rupiah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam mengendalikan harga barang impor dan mengurangi tekanan inflasi lebih lanjut.

Namun, pengamat ekonomi tetap menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menghadapi dinamika pasar global yang penuh ketidakpastian.

Dengan kondisi ekonomi global yang dinamis, para pelaku pasar dan pemerintah harus terus memantau perkembangan situasi, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk memastikan stabilitas ekonomi nasional tetap terjaga.(*)

Konten Rekomendasi (Ads)