Ruang Isolasi Lantai 9 Rutan KPK 'Dibuat Horor', Tolak Ditahan Wajib Bayar Pungli Rp20-25 Juta

Selasa, 01 Oktober 2024 | 15:02
Ruang Isolasi Lantai 9 Rutan KPK 'Dibuat Horor', Tolak Ditahan Wajib Bayar Pungli Rp20-25 Juta
Dok tahanan KPK. Foto Ilustrasi. Edy adalah mantan tahanan KPK yang pernah menginap di Rutan Cabang Kavling C1. Edy mengaku terpaksa membayar pungli sebesar Rp20-25 juta di Rutan KPK. Foto official.kpk
Penulis: L Sundana | Editor: AyoBacaNews

Dugaan kongkalingkong maling uang rakyat alias koruptor "dihisap" beberapa orang yang bekerja di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

AyoBacaNews.com, JAKARTA - Ada kisah unik dialami tahanan kasus maling uang rakyat yang menjalani proses hukum sebagai tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dia rupanya lebih memilih membayar pungutan liar (pungli) sampai puluhan juta rupiah dari pada harus mendekam di ruang isolasi lantai 9 rutan KPK.

Dia adalah Mantan Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulawesi Selatan (Sulsel), Edy Rahmat. 

Edy adalah mantan tahanan KPK yang pernah menginap di Rutan Cabang Kavling C1. Edy mengaku terpaksa membayar pungli sebesar Rp20-25 juta di Rutan KPK.

Mantan maling ini mengaku takut tinggal di sana, dan memilih membayar upeti. Awalnya Edy Rahmat menolak membayar uang pungli sebesar Rp20-25 juta hanya untuk sekadar mendapat fasilitas handphone. 

Lantaran menolak membayar, dia diancam diisolasi di lantai 9. Begitu pula tahanan yang sudah membayar di awal tapi berhenti membayar pungutan rutin. 

Mereka juga akan diisolasi di lantai 9. "Tadi saksi menerangkan, saksi sebelum menyetorkan uang dipaksa untuk bekerja membersihkan kamar mandi dan lain-lain. Benar itu? tadi diterangkan seperti itu?" ujar hakim anggota di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin 30 September 2024. 

Berikut adalah poin-poin penting dari artikel tentang tahanan KPK yang takut diisolasi di lantai 9 karena mistis dan memilih membayar pungli:

1. Kondisi Tahanan 

Mantan Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulawesi Selatan, Edy Rahmat, mengalami tekanan psikologis dan memilih membayar pungutan liar (pungli) sebesar Rp20-25 juta untuk menghindari isolasi di lantai 9 Rutan KPK.

Pungli dan Imbalan 

Edy awalnya menolak membayar pungli untuk mendapatkan fasilitas seperti handphone, tetapi terpaksa membayar setelah mengetahui konsekuensi jika menolak, yaitu diisolasi di ruang 'mistis'.

Pengalaman Isolasi 

Di lantai 9, tahanan merasa ketakutan karena tidak ada orang lain dan mendengar suara-suara aneh, yang menambah kesan horor pada tempat tersebut.

Kondisi Kerja 

Tahanan yang tidak membayar pungli diwajibkan melakukan pekerjaan seperti membersihkan kamar mandi dan dilarang berolahraga, sementara tahanan yang membayar dapat menikmati berbagai fasilitas.

Testimoni Edy Rahmat 

Dalam persidangan, Edy mengaku bahwa setelah membayar pungli, ia tidak lagi diminta melakukan pekerjaan berat, dan suasana di ruangan isolasi sangat menakutkan.

Suara Mistis 

Edy menyatakan bahwa saat diisolasi, ia mendengar bunyi-bunyi aneh di malam hari, seperti pintu yang terbuka-tutup sendiri, yang semakin membuatnya merasa tidak nyaman.

Persepsi terhadap Lantai 9

Meskipun fasilitas di lantai 9 sama dengan ruang tahanan lainnya, persepsi 'mistis' membuat tahanan enggan tinggal di sana, dengan rata-rata waktu tinggal di isolasi antara dua hingga lima belas hari.

10. Pertanyaan Hakim 

Hakim dalam persidangan menanyakan kesan Edy tentang pengalaman di lantai 9, yang dijawab dengan penegasan adanya suara dan ketakutan saat diisolasi.

Artikel ini mengungkapkan isu pungutan liar dalam sistem penahanan dan dampaknya terhadap kesehatan mental tahanan, serta tantangan yang mereka hadapi dalam situasi yang tidak nyaman. (*)

Konten Rekomendasi (Ads)