Sebagai Presiden, Prabowo awalnya dinilai sebagian orang adalah kepanjangtaganan Joko Widodo alias Jokowi.
Di awal kebijakan pada awal pemerintahan, Prabowo seolah-olah pro keberlanjutan Presiden sebelumnya, Jokowi.
Namun, hal itu kini sirne. Cepat atau lambat, Prabowo mulai memperlihatkan tarinya sebagai seorang pemimpin negara yang ajeg tanpa interversi Jokowi.
Hal itu setidaknya yang terlihat Pengamat Intelijen, Mardigu Wowiek Prasantyo atau lebih dikenal sebagai Bossman Mardigu.
Dalam videonya yang diposting akun Youtube @BossmanMardigu, Mardigu Wowiek menggambarkan bagaimana Jokowi mulai dibuat tidak betah.
"Banyak aktivis politik bingung dengan Prabowo. Terkadang, ia mengikuti maunya Jokowi. Terkadang, berbeda 180 derajat dengan Pak Jokowi. Pendapat saya pribadi, Prabowo adalah kebalikan Pak Jokowi," kata Mardigu Wowiek seperti dikutip AyoBacaNews.com pada Sabtu, 14 Desember 2024.
Pada video berjudul "PRABOWO MULAI BUKAN SEPERTI JOKOWI ?!! BIKIN JOKOWI GAK BETAH DI SOLO ?!! PSN PIK 2" Mardigu Wowiek dalam narasinya mempertanyakan mengapa Prabowo berbeda dengan Jokowi?
Ada beberapa catatan yang jelas menjadi sikap Prabowo berbeda dengan Jokowi. Misal, Prabowo mengambil sikap berbeda tentang Proyek Nasional Stategis (PNS) PIK 2.
"Pertama, kasus PNS dalam proyek nasional strategis PIK 2 yang berpolemik antara Aguan dengan Said Didu. Prabowo memihak Pak Said Didu," kata Mardigu Wowiek
Kemudian, tokoh buruh senior, Jumhur Hidayat, diundang Prabowo ke istana untuk berdiskusi tentang upah buruh.
Dalam kasus PIK 2, beberapa menteri Prabowo menunjukkan bahwa proyek Aguan atas PSN PIK 2 tidak disetujui Prabowo.
"Pernyataan menteri tersebut antara lain, Menteri Perumahan Rakyat yang menegaskan bahwa tidak boleh ada perumahan eksklusif," kata Mardigu Wowiek.
Menteri Desa yang menyatakan tidak boleh ada kepala desa yang terlibat dalam proyek pembebasan lahan.
Menteri ATR/BPN yang menyebut PSN PIK 2 tidak sesuai dengan rencana tata ruang. "Bahkan, Menteri Nusron Wahid dalam pernyataan terbaru menyebut bahwa PSN PIK 2 akan ditinjau ulang oleh Pak Prabowo untuk melihat apakah sesuai dengan empat landasan pembangunan Prabowo, yaitu kedaulatan pangan, ketahanan energi, hilirisasi, dan giant seawall untuk pantai utara Jawa," kata Mardigu Wowiek menjelaskan.
Dengan langkah tersebut, kata Mardigu Wowiek dapat mulai membaca bahwa cepat atau lambat Prabowo akan mengontrol permainan.
Tentu saja, tidak mudah atau cepat untuk melihat perbedaan dan langkah drastis Prabowo.
Jika memang ada kebijakan bekas presiden sebelumnya yang tidak disetujuinya, setidaknya dalam implementasi kebijakan, Prabowo memilih bermain indah dengan berkali-kali menekankan patriotisme dan kepentingan nasional.
Dalam pidatonya di Peru, misalnya, di hadapan berbagai kepala negara, Prabowo mengatakan bahwa Indonesia memiliki tantangan karena banyak anak yang masih kelaparan dan miskin.
"Ia (Prabowo) menegaskan, "Saya, Prabowo, bertekad menghilangkan kemiskinan dan kekurangan gizi di Indonesia," kata Mardigu Wowiek mengulang pembicaraan dalam pidato Prabowo.
Konsistensi pidato seperti ini oleh seorang kepala negara menunjukkan bahwa ia seorang patriot yang mementingkan national interest.
"Jokowi, tentu, tidak pernah berpidato demikian karena Jokowi lebih bermain dengan konglomerat oligarki, seperti kebijakan Jokowi yang membela PSN yang terang-terangan pro-oligarki," sebutnya.
"Secara politik, menurut Pak Dasco, Prabowo akan melihat peran negara dalam mengatur peruntukan lahan-lahan strategis, seperti di pantai, dalam kerangka nasionalisme. Jokowi, di lain sisi, tidak pernah memakai istilah nasionalisme," jelas Mardigu Wowiek menambahkan.
Prabowo, sebagai tokoh nasionalis, sangat memahami peran buruh dan upah. Menurutnya, upah adalah instrumen keadilan sosial.
Kestabilan dan kenaikan upah sejalan inflasi adalah bentuk memanusiakan manusia. Dengan mengundang pemimpin buruh berdialog, Prabowo menunjukkan bahwa ke depan, kaum buruh bukan lagi sekadar "alat produksi", melainkan juga "stakeholder" pembangunan.
Sementara itu, para oligarki menyimpan hartanya di negeri lain, hanya membawa uang operational expenditure masuk ke Indonesia, sementara capital expenditure-nya ditaruh di luar negeri, seperti Singapura.
"Para oligarki ini, dengan indikasi lebih dari Rp1.000 triliun, sebenarnya dapat digunakan untuk membangun Indonesia," jelasnya.
Dalam wacana internal istana, diketahui bahwa ke depan Prabowo juga akan memberantas habis judi online yang berkembang pesat di era Jokowi.
Kemudian, proyek makanan anak di bawah BGN (Badan Gizi Nasional) pada tahun 2025 akan bernilai Rp71 triliun, meningkat menjadi Rp200 triliun per tahun pada tahun 2026, dengan target terus meningkat.
Tujuannya bukan hanya untuk makanan sehat anak, tetapi juga untuk memaksa perputaran ekonomi di level terbawah agar bergerak cepat.
"Dengan anggaran Rp10.000 per makan anak, ini akan menimbulkan pertanyaan: apakah memenuhi unsur kesehatan? Jawabannya, Rp71 triliun itu akan beredar di bawah dan sangat penting," jelasnya.
Misalnya, nasi per anak memerlukan 200 gram per serving atau sekitar 100 gram beras.
Harga 100 gram beras adalah Rp1.000. Maka, kebutuhan tonase beras akan diambil dari petani sekitar.
Mengingat wilayah penyebaran ini dikawal oleh militer, yang biasa memasak untuk tentara, sekarang juga memasak untuk rakyat.
Hasil rakyat seperti telur, ayam, sayur, dan lauk pauk lainnya diambil dari petani sekitar.
"Setiap tahun, triliunan rupiah akan beredar di kalangan ekonomi terbawah, yaitu para petani, peladang, dan peternak. Efeknya sangat dahsyat," kata dia. (*)