AyoBacaNews.com - Direktur Utama PT Pertama Patra Niaga, Riva Siahaan menjamin stabilitas harga bahan bakar minyak (BBM), pasca serangan Iran ke Israel, pada Sabtu, 14 April 2024.
Peristiwa serangan Iran ke Israel tersebut, sempat dikhawatirkan banyak pihak akan mengakibatkan meroketnya harga minyak mentah dunia.
"Kecenderungan harga minyak mentah naik, namun kami tetap memastikan pasokan BBM nasional dalam kondisi aman. Kami juga komitmen menjaga harga BBM domestik tetap stabil agar tidak berdampak pada inflasi, dan daya beli masyarakat," kata Riva.
Dari sisi harga, dikatakan Riva, pertamina telah mengambil kebijakan menahan tarif BBM sekalipun biaya produksi mengalami peningkatan seiring naiknya harga minyak mentah dunia.
Hal tersebut, merupakan arahan dari pemerintah untuk menahan harga BBM hingga paruh pertama tahun 2024.
"Sebagai perusahaan negara, kami mendukung upaya pemerintah menjaga perekonomian nasional lebih stabil dan kondusif," kata Riva.
Lebih lanjut, Riva menegaskan, pihaknya akan menjamu kestabilan stok BBM terutama pada Hari Raya Idul Fitri 2024, di mana peningkatan konsumsi BBM menjadi sebuah keniscayaan akibat adanya arus mudik dan balik.
Riva juga mengatakan, pasokan BBM tersedia jauh lebih tinggi untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama arus mudik maupun balik Lebaran 2024.
Misalnya, untuk ketahanan stok Pertalite di level 20 hari, Pertamax 41 hari, Pertamax Turbo 58 hari, Solar dan Biosolar 22 hari, Pertamina Dex 70 hari, serta Avtur 41 hari.
"Penambahan stok selama masa Satgas RAFI telah disiapkan sejak Satgas Natal dan Tahun Baru untuk memastikan kebutuhan nasional terpenuhi dengan baik," kata Riva.
Dalam kesempatan lain, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengakui, bahwa harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) berpotensi menyentuh angka 100 dolar AS per barel sebagai dampak dari konflik antara Iran dan Israel.
Sebelum konflik antarnegara Timur Tengah itu pecah, kata Tutuka, harga minyak mentah sudah meningkat 5 dolar AS per barel per bulan sejak Februari 2024.(*)