Pencoblosan WNI di Malaysia Chaos, Sinyal Lemot, Waktu Pemilihan Dimajukan, PPLN Akui Langgar Aturan

Minggu, 11 Februari 2024 | 23:45
Pencoblosan WNI di Malaysia Chaos, Sinyal Lemot, Waktu Pemilihan Dimajukan, PPLN Akui Langgar Aturan
Lokasi tempat pencoblosan di Malaysia untuk WNI. (RRI)
Penulis: Rizki L Sundana | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews - Warga Negara Indonesia (WNI) di Malaysia melakukan proses pencoblosan pada Minggu, 11 Februari 2024.

Namun di luar dugaan, proses pemilihan yang melibatkan 200.000 orang tersebut sempat diwarnai chaos.

Proses pemilihan capres dan cawpres 2024 yang dilakukan WNI di Kuala Lumpur, Malaysia ini bisa diikuti oleh mereka yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK).

Dilihat dari DPT dan DPK, jumlah WNI di Malaysia yang mencapai 200.000 jiwa ini dinilai cukup besar. 

WNI di sana tampak sangat antusian menyalurkan hak pilih dalam TPS di Gedung World Trade Center (WTC) Kuala Lumpur.

Waktu pencoblosan satu jam tak cukup

Mengantisipasi persoalan yang terjadi, Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Kuala Lumpur gerak cepat menambah jumlah meja pendaftaran.

Bukan itu saja, PPLN juga membuat keputusan memajukan jadwal pemungutan suara untuk warga yang masuk dalam DPK.

PPLN mencoba memberi toleransi memajukan pemilih-pemilih non DPT dengan tujuan bisa langsung ikut mencoblos atau meregistrasi di TPS.

Terkait memajukan waktu, diakui Wahyu merupakan aturan yang terpaksa dilanggar PPLN mengingat animo masyarakat yang sangat besar.

"Antrean (pemilih-red) overload. Kalau mengikuti aturan tidak mungkin akan selesai karena hanya mendapatkan alokasi waktu 1 jam," kata Wahyu dalam telekonferensi melalui Zoom pada Minggu, 11 Februari 2024.

"Tidak mungkin harus selesai pada jam 6 sore. Jadi keputusannya (proses pemilihan-red)dimajukan," kata Wahyu menegaskan.

PPLN juga dikatakan Wahyu memilih menambah jumlah meja pendaftaran dengan tujuan mempercepat antrean.

Panitia bahkan menambah hingga 100 meja dari yang awalnya hanya 400 meja pendaftaran.

Bukan itu saja, proses pemilihan pun terganggu dengan akses internet yang lemot di lokasi pemungutan suara di Gedung WTC Kuala Lumpur.

Tambah AC

Untuk mengakomodasi pemilih yang membeludak, pengelola gedung dikatakan Wahyu langsung mengaktifkan seluruh perangkat pendingin ruangan.

"Biasanya mereka hanya mengaktifkan 1 atau 2 AC sentral. Sekarang mengaktifkan semuanya atau 8 AC sentral dihidupkan," ucap Wahyu.

Dalam proses yang sudah berlangsung ini, dikatakan Wahyu merupakan yang pertama diselenggarakan di lokasi tersebut.

"Arus massa yang datang ke TPS luar biasa dan memang harus ada crowd management." 

"Soalnya ini baru pertama kali diselenggarakan di satu tempat dengan jumlah massa DPT yang 200 ribu sekian."

Belum lagi kata Wahyu, pemilih tambahan non DPT yang jumlahnya hampir seimbang. (*)

 

Konten Rekomendasi (Ads)