AyoBacaNews.com - Satu Indonesia sedang cemas akibat Pusat Data Nasional (PDN) dapat serangan Ransomware.
Ransomware merupakan cara yang dilakukan hacker, untuk merampas data-data penting kemudian meminta sejumlah imbalan dengan nominal fantastis.
Tidak jarang Ransomware menyerang pada perusahaan, tanpa terkecuali instansi pemerintah demi kepentingan tertentu.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), merupakan salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas keamanan data nasional.
Saat Indonesia sedang gempar karena banyak data yang hilang, BSSN membuat konten dengan membagikan tips agar terhindar dari Ransomware.
"Pencegahan ransomware membutuhkan kombinasi, dari melatih pegawai untuk berhati-hati terkait situs web yang mereka kunjungi," dalam video Instagram @bssn_ri dikutip pada Senin, 1 Juni 2024.
Kemudian, pihak BSSN juga menambahkan keterangan dalam unggahan video singkat tersebut, mengenai tips cegah ransomware, yakni sebagai berikut.
Tips hindari Ransomware
1. Backup Data Secara Teratur.
2. Pastikan sistem operasi, aplikasi, dan perangkat lunak antivirus selalu diperbarui dengan patch keamanan terbaru.
3. Gunakan Antivirus dan Anti-Malware.
4. Hindari Mengklik Link atau Lampiran Mencurigakan.
5. Jangan sembarangan mengklik tautan atau membuka lampiran dari email yang mencurigakan atau tidak dikenal.
6. Gunakan Kata Sandi yang Kuat dan Aktifkan Otentikasi Dua Faktor.
7. Selalu meningkatkan literasi dan pengetahuan kita akan keamanan siber. Berikan pelatihan kepada karyawan atau anggota keluarga tentang bahaya ransomware dan cara mengidentifikasi email phishing (email yang menyertakan link berbahaya apabila kita klik akan menginfeksi gadget kita).
8. Batasi Akses ke File dan Folder dengan menerapkan prinsip hak akses minimal, di mana pengguna hanya memiliki akses ke file dan folder yang mereka perlukan untuk pekerjaan mereka.
9. Gunakan Firewall.
Respon netizen mengenai konten tersebut adalah, menghubungkan kualitas kinerja BSSN dengan apa yang terjadi saat ini.
Konten tips keamanan dianggap kurang tepat, sebab bersamaan dengan momentum data nasional yang hilang. (*)