PDI-Perjuangan Kritik Endorsement Terselubung dalam Pilkada 2024: Jubir Patria Ginting: Harusnya Tidak Takut

Senin, 02 Desember 2024 | 11:52
PDI-Perjuangan Kritik Endorsement Terselubung dalam Pilkada 2024: Jubir Patria Ginting: Harusnya Tidak Takut
Foto dokumentasi acara makan bersama Prabowo Subianto dan Jokowi. Jubir PDI-Perjuangan, Patria Ginting, menyoroti praktik endorsement terselubung dalam pemilu.
Penulis: L Sundana | Editor: AyoBacaNews

Jubir PDI-Perjuangan, Patria Ginting, menyoroti praktik endorsement terselubung dalam pemilu. Ia menegaskan pentingnya kebebasan demokrasi, tanpa manipulasi, agar masyarakat dapat memilih secara adil sesuai prinsip vox populi, vox Dei.

AyoBacaNews.com, JAKARTA - Juru Bicara PDI-Perjuangan, Patria Ginting, menyampaikan pandangannya terkait praktik endorsement dalam pemilu. 

Pernyataan tersebut disampaikan dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di TVOne yang dikutip AyoBacaNews.com pada Senin, 2 November 2024. 

Menurut Patria, konsep endorsement yang diadopsi dari dunia marketing harus digunakan dengan hati-hati dalam ranah politik, terutama karena berpotensi mengarah pada manipulasi pilihan publik.

"Endorse itu memang berasal dari ranah marketing, ilmu yang saya pelajari. Tetapi kita harus berhati-hati dalam membahasnya. Kita tidak sedang membahas endorsement seperti iklan makanan selebriti yang mendongkrak popularitas restoran. Yang menjadi perhatian kami adalah endorsement terselubung yang mengatur point of sales atau akses terhadap pilihan itu sendiri," ujar Patria.

Analogi Produk di Supermarket

Patria memberikan analogi terkait pengaturan akses produk di supermarket untuk menjelaskan pandangannya. 

"Bayangkan ada dua produk sampo, A dan B. Sampo A mendapatkan endorsement dari seorang selebriti. Namun, saat konsumen ingin membeli di supermarket, ada petugas yang memastikan hanya sampo A yang terlihat di rak depan, sementara sampo B disembunyikan di gudang atau dijelek-jelekkan. Sales promotion untuk sampo B juga tidak diperbolehkan masuk," paparnya.

"Inilah yang kami anggap tidak adil. Bila praktik ini diterapkan dalam konteks pemilu, artinya pilihan publik telah dikondisikan secara terselubung. Kami di PDI-Perjuangan tidak sepakat dengan mekanisme seperti ini," katanya menambahkan.

Contoh di Pemilu Daerah

Patria juga menggarisbawahi pentingnya kebebasan dalam memilih, tanpa tekanan atau pengkondisian, baik secara frontal maupun halus. 

Ia menyebutkan beberapa wilayah yang menurutnya tidak terpengaruh oleh endorsement terselubung.

"Contohnya di Bali, dari laporan terakhir, calon-calon yang diusung PDI-Perjuangan menang di 8 dari 9 kabupaten/kota. Gubernur yang kami dukung juga menang. Ini terjadi karena tidak ada pengaturan tersembunyi yang mengondisikan pilihan publik," ungkapnya.

Sebaliknya, Patria menyoroti daerah-daerah di mana calon yang diusung PDI-Perjuangan mengalami kekalahan. Ia menegaskan bahwa hak konstitusional untuk mempertanyakan hasil pemilu harus tetap dihormati.

"Kalau yang menang merasa benar-benar menang dengan jujur, seharusnya mereka tidak takut menghadapi evaluasi atau penghitungan ulang. Biarkan vox populi, vox Dei (suara rakyat adalah suara Tuhan) terjadi tanpa rekayasa," tegasnya.

Komitmen PDI-Perjuangan

Melalui pernyataannya, Patria menegaskan komitmen PDI-Perjuangan untuk menjaga kebebasan demokrasi dan keadilan dalam setiap proses pemilu. 

Ia berharap setiap politisi dan partai dapat sepakat untuk memberikan ruang bagi masyarakat memilih tanpa pengkondisian atau manipulasi.

"Intinya, kami ingin memastikan bahwa pilihan rakyat benar-benar bebas, tanpa pengaruh endorsement terselubung yang mengatur hasil akhir sesuai keinginan pihak tertentu," pungkasnya.

dijelaskannya, biarkan populinya itu bebas memilih tanpa pengkondisian. "Apakah benar yang menang itu benar menang, itu tentu harus diizinkan. Karena kalau yang menang merasa benar-benar menang dengan jujur, harusnya tidak takut," katanya. (*)







 

 

 

Konten Rekomendasi (Ads)