Media Top Dunia: Demokrasi Indonesia Darurat di Tangan Jokowi sang 'Raja Jawa'

Senin, 02 September 2024 | 12:26
Media Top Dunia: Demokrasi Indonesia Darurat di Tangan Jokowi sang 'Raja Jawa'
Kolase foto mendiang Presiden Soeharto dan Jokowi. yblhi.
Penulis: L Sundana | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com - Kondisi Indonesia yang dicap masyarakat tidak dalam kondisi baik, jadi sorotan media top dunia, The Economist. 

Majalah terkemuka ini secara gamblang menuliskan tentang rusaknya demokrasi di Indonesia di bawah tangan Joko Widodo alias Jokowi.

Dalam artikelnya ditulis Jokowi sang "Raja Jawa" membuat demokrasi Indonesia dalam keadaan darurat. 

Bukan itu saja, secara jelas dituliskan jika Jokowi sang Raja Jawa merupakan jenis langkah yang akan dikagumi Soeharto. 

Soeharto adalah presiden kedua Indonesia, yang dicitrakan aktivis reformasi sebagai sosok kuat dalam memerintah Indonesia sejak 1967 sampai 1998. 

"Presiden Indonesia, Joko Widodo mengambil alih partai mendiang diktator itu, Golkar, pada 21 Agustus 2024, ketika anggota partai memilih Bahlil Lahadalia, kaki tangan presiden dan menteri energi Indonesia, sebagai ketuanya. Tidak ada yang berani berlari melawan Bahlil," kata The Economist, Kamis 29 Agustus 2024. 

"Dalam pidato kemenangan yang sombong, ketua baru memperingatkan tuduhannya 'untuk tidak bermain-main dengan Raja Jawa'. Referensi yang jelas untuk Jokowi, begitu presiden dikenal, menambahkan bahwa itu akan berakhir buruk bagi mereka," tuturnya menambahkan. 

The Economist pada saat yang sama juga menyoroti sekutu Jokowi di DPR yang secara maraton menulis revisi undang-undang Pilkada menjelang pemilihan regional pada November 2024. 

"Amandemen itu akan melarang Anies Baswedan, politisi oposisi terkemuka, mencalonkan diri sebagai gubernur Jakarta, ibu kota. Mereka juga akan menurunkan usia minimum untuk mencalonkan diri beberapa bulan, sebuah perubahan yang mungkin hanya akan menguntungkan satu kandidat, Kaesang Pangarep yang berusia 29 tahun, putra kedua presiden," ujarnya.  (*)

Konten Rekomendasi (Ads)