Makna Baju Adat Presiden Jokowi, dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin

Sabtu, 17 Agustus 2024 | 11:48
Makna Baju Adat Presiden Jokowi, dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin
PRESIDEN JOKOWI KENAKAN PAKAIAN ADAT KUSTIN - Upacara Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI di IKN (Foto: YouTube/Setpres).
Penulis: Pipin L H | Editor: Pipin L H

AyoBacaNews.com, IKN - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan baju adat Kustin asal Kalimantan Timur (Kaltim) dalam upacara peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN), pada Sabtu, 17 Agustus 2024.

Menurut Biro Pers Sekretariat Presiden, baju adat yang dikenakan Jokowi adalah pakaian khas Suku Kutai, yang terinspirasi dari Kesultanan Kutai Kartanegara.

Jokowi tampak mengenakan baju atasan berwarna hitam yang terbuat dari beludru. Baju tersebut diwarnai dengan ukiran emas di bagian depan yang memberikan kesan mewah.

Baju tersebut, dipadukan dengan kain kodot bermotif batik, dan celana panjang. Penampilan Presiden juga dilengkapi hiasan kepala berwarna hitam beludru, yang dihias ukuran emas, dengan detail bulu-bulu yang  mewarnai bagian atasnya.

Adapun makna dari baju adat Kustin, yakni kebesaran. Pada masanya, baju adat Kustin hanya dikenakan raja dan keturunannya. Tak heran jika baju ini dikenal sebagai baju bangsawan ala Kalimantan Timur.

Baju adat Wakil Presiden

Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin didampingi istri dalam upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 2024, di Istana Merdeka, Jakarta (Foto: YouTube/Setpres).

Sementara itu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang mengikuti upacara Detik-Detik Proklamasi secara hybrid dari Istana Merdeka Jakarta, mengenakan pakaian adat Pontianak, Kalimantan Barat.

Wapres Ma'ruf Amin tampak mengenakan busana Teluk Belanga dengan warna kuning emas dipadukan dengan kain sarung corak insang, warna yang senada di pinggang dan memakai penutup kepala, biasanya disebut tanjak.

Berdasarkan sejarahnya, warna kuning emas melambangkan kejayaan, kemakmuran, dan keagungan. Sementara, corak insang terinspirasi oleh masyarakat Pontianak, yang tinggal di sepanjang Sungai Kapuas.

Insang ikan dijadikan sebagai media ungkapan senin, dan memberi arti simbol dari nafas, kehidupan, dan terus bergerak. Kemudian, mengungkapkan rasa cinta kepada alam dan lingkungan serta semangat hidup sehari-hari yang dinamis. (*)

Konten Rekomendasi (Ads)