Kurs Rupiah terhadap Dolar AS Melemah, Legislator Pemerintah Hindari Belanja Negara yang Tidak Penting

Rabu, 01 Mei 2024 | 13:14
Kurs Rupiah terhadap Dolar AS Melemah, Legislator Pemerintah Hindari Belanja Negara yang Tidak Penting
Kurs rupiah terhadap dolar AS terus melemah, Anggota Komisi XI DPR RI, Marinus Gea mendorong pemerintah hindari belanja yang tidak penting. Dok: dpr.go.id.
Penulis: Pipin L H | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) beberapa hari terakhir berada di level Rp16.200 per dolar AS.

Mengenai hal tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI, Marinus Gea mendorong pemerintah dapat menerapkan belanja negara yang memiliki prioritas penting.

Di samping itu, Legislator Dapil Banten III tersebut, turut mengomentari terkait upaya peningkatan daya beli masyarakat.

"Tindakan internal kita saat ini harus berhemat. Jadi, hindari pembelanjaan (belanja negara), yang tidak penting," kata Marinus Gea dalam keterangannya, seperti dikutip dari laman dpr.go.id.

Menurutnya, pemerintah harus jeli melihat pos anggaran mana saja yang perlu adanya penghematan.

Di samping itu, pemerintah perlu juga ikut andil mengendalikan daya beli agar sinkron dengan strategi penghematan, dan penstabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Upaya menekan itu, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen.

Namun, dinilai Marinus, upaya menaikkan suku bunga atau BI Rate tersebut memang tidaklah muda.

Ia melihat langkah bank sentral itu merupakan upaya jangka pendek, dan menengah dalam menghadapi lonjakan nilai tukar USD.

Selain langkah internal, Marinus pun mendorong agar pemerintah dapat berpartisipasi menggaungkan stabilitas global di forum internasional.

"Sebab faktanya, konflik regional seperti di Timur Tengah akhir-akhir ini, lalu Rusia-Ukraina yang terus berlanjut, memang memengaruhi hal tersebut," kata Politisi Fraksi PDI Perjuangan itu.

Dengan demikian, ia mendorong pemerintah dapat menggunakan politik luar negeri dalam mengkampanyekan perdamaian, dan sebaiknya tidak dibiarkan.

"Bukan hanya pemodal dan pengusaha yang terdampak. Kurs melemah ada kekhawatiran inflasi dan ekonomi mengalami pelemahan," katanya.(*)

Konten Rekomendasi (Ads)