KPI: Pancasila Harus Diinternalisasikan dalam Program Siaran

Kamis, 06 Juni 2024 | 15:59
KPI: Pancasila Harus Diinternalisasikan dalam Program Siaran
Kegiatan Sekolah P3SPS di Kantor KPI Pusat, Jakarta pada Rabu (5/6). Dok: kpi.go.id.
Penulis: Pipin L H | Editor: Pipin L H

AyoBacaNews.com - Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Tulus Santoso menegaskan, pentingnya menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam program siaran.

Hal tersebut, disampaikan Kepala Sekolah P3SPS itu saat melaporkan kegiatan Sekolah Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran atau P3SPS Angkatan 51, pada Rabu 5 Juni 2024, di Kantor KPI Pusat, Jakarta.

Menurutnya, Pancasila bukan hanya sekadar ideologi negara dan doktrin politik, tetapi juga landasaran moral, etika, dan nilai-nilai yang mengakar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pada bulan Juni ini, tepatnya tanggal 1 Juni lalu merupakan peringatan Hari Lahir Pancasila. Pancasila merupakan dasar negara juga falsafah hidup bangsa Indonesia yang tidak terbantahkan.

Momentum ini menjadi pelecut bagi siapapun, termasuk lembaga penyiara. Artinya, nilai-nilai ini harus dipelihara dan dikuatkan dengan cara menginternalisasikan dalam seluruh aspek hidup, termasuk dalam siaran.

“Nilai-nilai ini harus diinternalisasikan dalam setiap program tayangan kita, baik dalam siaran TV maupun radio. Supaya nilai-nilai tersebut memberi kontribusi positif dalam menuju Indonesia emas 2045,” ujar Tulus di depan peserta sekolah yang berasal dari perwakilan media penyiaran, rumah produksi, masyarakat umum, mahasiswa, KPI dan internal KPI Pusat.

Lantas seperti apa keterkaitan Pancasila dengan program siaran. Usai laporannya, Tulus mengatakan, pertama menyangkut akses pendidikan dan informasi (berita).

Menurutnya, program siaran dapat menjadi sarana menyebarkan pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai Pancasila ke masyarakat. Penyampaiannya melalui program-program edukatif yang dibuat lembaga penyiaran. 

“Misalnya, melalui program talkshow, film, liputan dan program siaran lainnya. Dimana relevansinya setiap nilai Pancasila dapat digambarkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Tulus yang juga Koordinator bidang Pengawasan Isi Isiaran KPI Pusat.

Kemudian, lanjut Tulus, kaitan Pancasila dengan siaran berita yang mesti mengedepankan asas keberimbangan dan beretika.

Media massa berperan penting dalam membentuk opini publik dengan berpegang pada prinsip-prinsip Pancasila. 

“Karenanya, berita itu harus berimbang, akurat dan tentunya beretika. Hal ini termasuk soal menghormati keberagaman berpendapat, mempromosikan dialog yang sehat dan menghindari penyebaran berita bohong dan juga berita-berita provokatif yang dapat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa,” katanya.

Aspek lain yang juga terkait dengan hal ini tentang pengembangan kreatifitas dan budaya. Menurut Tulus, Pancasila mendorong penghormatan terhadap keberagaman budaya dan juga kearifan lokal. 

“Program-program seni budaya dapat menjadi wadah untuk mempromosikan keanekaragaman budaya Indonesia. Selain juga akan memperkuat rasa kebanggaan nasional dan mendukung Pembangunan nasional yang berkelanjutan,” ujarnya.

Dalam konteks menumbuh kembangkan demokrasi, tambah Tulus, program siaran berperan sebagai media penggalang partisipasi publik.

“Program-program siarannya menjadi platform untuk menggalang partisipasi tersebut, sehingga masyarakat makin aktif dan terlibat dalam pembangunan negara. Mereka bisa diajak berdiskusi untuk itu,” kata Tulus.

Menutup pembicaraan, Tulus juga menekankan pentingnya menegakkan keadilan sosial dalam seluruh aspek kehidupan termasuk dalam penyiaran.

Karenanya, persoalan keberimbangan dan isu-isu kaum marginal harus jadi perhatian utama insan-insan penyiaran. (*)

Konten Rekomendasi (Ads)