AyoBacaNews.com, Jakarta - Menurut sebuah studi terbaru dari Yong Loo Lin School of Medicine dan National University of Singapore (NUS Medicine) di Singapura, ditemukan fakta tentang memakan banyak buah dapat menangkal gejala depresi di masa tua.
Dalam penelitian yang melibatkan 13.738 peserta selama 20 tahun itu, para peneliti menyelidiki paran pola makan, terutama buah-buahan dan sayuran dalam menentukan risiko terjadinya depresi.
Penelitian tersebut berfokus pada 14 buah-buahan yang biasa dikonsumsi, seperti jeruk, jeruk keprok, pisang, pepaya, semangka, apel, dan melon madu, serta 25 jenis sayuran berbeda.
Setelah menindaklanjuti partisipan dari usia paruh baya hingga lansia, seperti dilansir dari Medical Daily, pada Rabu, 24 Juli 2024, peneliti menemukan individu yang mengonsumsi buah lebih banyak di awal kehidupannya, memiliki risiko lebih rendah mengalami gejala depresi seiring bertambahnya usia.
Melalui penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition, Health and Aging, konsumsi sayuran tidak menunjukkan hubungan serupa dengan berkurangnya gejala depresi.
Peneliti utama dari NUS Medicine, Prof. Koh Woon Puay menjelaskan, peserta yang tergabung dalam penelitian, dan mengonsumsi setidaknya tiga porsi buah sehari, sebesar 21 persen mengalami pengurangan risiko terkena depresi, dibandingkan yang memakan buah kurang dari satu porsi sehari.
"Oleh karenanya, kami tidak melihat adanya perbedaan dalam hasil kami antara buah-buahan dengan indeks glikemik tinggi dan rendah, bagi penderita diabetes. Mereka dapat memilih buah-buahan dengan indeks glikemik rendah yang tidak akan meningkatkan gula darah, sebanyak buah-buahan dengan indeks glikemik tinggi," kata Puay.
Hasil lain ditemukan adalah adanya hubungan antara efek perlindungan terhadap depresi, dengan tingginya tingkat antioksidan, dan mikronutrien anti-inflamasi yang ditemukan dalam buah-buahan, seperti vitamin C, karotenoid, dan flavonoid.
Senyawa ini bekerja sama untuk mengurangi stres oksidatif, dan menghambat proses inflamasi dalam tubuh, faktor-faktor yang dapat memengaruhi perkembangan depresi.
Berdasarkan temuan tersebut, para peneliti merekomendasikan untuk mendorong konsumsi buah-buahan pada pertengahan masa dewasa biasanya usia 40-65 tahun, untuk mendapat manfaat kesehatan mental jangka panjang hingga setelah usia 65 tahun.
Para peneliti turut menjelaskan bahwa depresi di usia tua akan lebih umum terjadi dengan gejala berupa berkurangnya perasaan senang, berpikir lebih lambat, kurang tidur, nafsu makan dan konsentrasi menurun serta mudah lelah.
Kondisi ini sering kali diakibatkan oleh perubahan neurodegeneratif di otak yang berhubungan dengan penuaan.(*)