AyoBacaNews.com - Kuku merupakan satu diantara bagian tubuh yang bisa menjadi indikator deteksi masalah kesehatan.
Kuku yang normal, umumnya menunjukkan warna bening atau putih. Sementara, beberapa penyakit bisa perubahan kuku.
Perubahan warna, tekstur, dan bentuk kuku bisa jadi sebuah gejala untuk menjelaskan bagaimana kondisi kesehatan seseorang.
Sebagaimana dikutip dari laman dinkesprovkepri.org pada Sabtu, 13 Juli 2024, berikut ini adalah masalah kesehatan yang bisa dikenali gejalanya dari kondisi kuku seseorang.
1. Kuku pucat
Kuku yang tampak pucat, bisa menjadi sebuah pertanda masalah kesehatan serius. Penyakit seperti gagal jantung, anemia, gangguan pada hati serta kekurangan gizi bisa ditandai dengan kuku yang pucat.
2. Kuku warna putih
Kuku yang berwarna putih dan disertai warna gelap, bisa menandakan gangguan pada hati seperti hepatitis. Penyakit pada organ hati juga ditandai dengan kuku warna kuning.
3. Kuku kuning
Kondisi kuku warna kuning, umumnya disebabkan karena infeksi jamur. Infeksi jamur yang sudah tebal, bisa menyebabkan kuku menjadi rapuh.
Sementara itu pada penyakit lain yang jarang terjadi, kuku kuning juuga bisa jadi tanda bahwa adanya penyakit tiroid berat, diabetes, paru-paru, atau penyakit kulit (psoriasis).
4. Kuku berwarna kebiruan
Hati-hati jika kamu mendapati kuku yang berwarna biru, hal ini bisa disebabkan karena tubuh tidak mendapat asupan oksigen yang cukup.
Kurangnya oksigen, juga bisa diindikasi karena adanya gangguan serius pada paru-paru dan beberapa diantaranya karena gangguan jantung.
5. Kuku kering dan rapuh
Jangan anggap sepele kuku yang terlampau kering hingga mudah retak atau pecah. Hal ini menandakan adanya penyakit tiroid.
Sedangkan kuku yang pecah dan warna kekuningan, bisa jadi sebuah indikasi infeksi.
6. Bengkak di sekitar kuku
Area sekitar kuku yang bengkak dan kemerahan, bisa jadi adanya kemungkinan infeksi atau lupus.
Itulah dia berbagai kondisi dan warna kuku yang bisa menjadi indikator menunjukkan adanya masalah kesehatan pada tubuh.
Namun, untuk memastikan kondisi yang sebenarnya perlu dilakukan pemeriksaan medis lebih lanjut. (*)