AyoBacaNews.com, Jakarta - Hari Asyura jadi hari yang mulia, dan penuh berkah untuk umat Islam.
Jatuh pada tanggal 10 Muharram, bulan pertama kalender Hijriah yang masuk dalam tanggal besar kalender Islam.
Lantas, kepada 10 Muharram disebut Hari Asyura?
Berasal dari kata Arab 'asharah' yang berarti sepuluh. Sejumlah ulama juga berpendapat, tanggal 10 Muharram memiliki sepuluh keistimewaan untuk umat Nabi Muhammad dari Allah SWT.
Selain itu, Hari Asyura juga dikenal dengan keistimewaan kepada para rasul. Sehingga dikenang oleh umat Islam sebagai peristiwa penting ata kemuliaan Allah.
Di antara keistimewaan tersebut, yakni selepas banjir besar perahu Nabi Nuh dinaikkan, dan sejajar dengan bukit Al-Judi.
Kemudian, Nabi Idris diangkat ke tempat yang tinggi oleh Allah, taubat Nabi Adam diterima Allah pada saat itu.
Selanjutnya, Nabi Isa diangkat ke langit oleh Allah, taubat Nabi Daud diterima Allah, penyakit Nabi Ayyub disembuhkan Allah, Nabi Yunus diselamatkan dari perut ikan oleh Allah, dan Nabi Ibrahim diselamatkan dari api Namrud oleh Allah.
Peristiwa keistimewaan para rasul tersebut tepat pada 10 Muharram, yakni di Hari Asyura.
Pada hari itu, Rasulullah menjalani ibadah puasa, dan memerintahkan sahabatnya untuk berpuasa juga ketika datang ke Kota Madinah.
Sebagaimana hadits dalam shahih Bukhari dari Ibnu Abbas dijelaskan, "Nabi Muhammad SAW datang ke kota Madinah. Beliau kemudian melihat orang Yahudi puasa pada hari Asyura. Lalu Rasul bertanya, 'Ada kegiatan apa ini?' Para sahabat menjawab, 'Hari ini adalah hari baik yaitu dari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, kemudian Nabi Musa melakukan puasa atas tersebut'. Rasul lalu mengatakan, 'Saya lebih berhak dengan Musa daripada kalian'. Nabi kemudian berpuasa untuk Asyura tersebut, dan menyuruh para sahabat menjalankannya." (HR. Bukhari).
Dijelaskan dalam riwayat Islam, menjalankan ibadah puasa Asyura termasuk sunnah, "Sesungguhnya hari Asyura itu suatu hari di antara hari-hari kebesaran Allah, karena itu siapa yang tidak mau, boleh meninggalkannya." (HR. Muslim.
Dijelaskan dalam riwayat Islam bahwa menjalankan ibadah puasa Asyura termasuk sunnah, “Sesungguhnya hari Asyura itu suatu hari di antara hari-hari kebesaran Allah, karena itu siapa yang tidak mau, boleh meninggalkannya." (HR. Muslim).
Keutamaan bagi umat Islam yang menjalankan ibadah puasa Asyura akan diampuni dosa selama setahun yang lalu.
Diriwayatkan dari Abu Qatadah, Nabi Muhammad bersabda, "Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah, agar Ia mengampuni dosa setahun yang lalu." (HR. at-Tirmidzi).
Sehingga, diyakini para umat Islam untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT, dengan melakukan ibadah puasa Asyura, berdoa, dan berbuat amal baik.
Umat Islam dianjurkan untuk berpuasa di hari Asyura oleh Nabi Muhammad SAW. Bagi umat yang melaksanakannya, telah mengikuti sunnah Rasul dengan mendekatkan diri kepada Allah.
Untuk menghindari kesamaan dengan puasa umat Yahudi, Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk melakukan ibadah puasa Asyura pada tanggal 9 Muharram, yang disebut Tasu'a.
Setelah melakukan puasa Tasu'a, dianjurkan untuk menyempurnakan ibadah puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram. Sehingga, umat Islam melakukan puasa selama dua hari.(*)