Ketahui Manfaat Sarapan dengan Karbohidrat, Ini Saran Dokter

Kamis, 01 Agustus 2024 | 11:27
Ketahui Manfaat Sarapan dengan Karbohidrat, Ini Saran Dokter
SARAPAN PERLU DENGAN KARBOHIDRAT - Ilustrasi perempuan sarapan. Dokter sarankan karbohidrat dijadikan sebagai sarapan pagi. (Foto: Freepik).
Penulis: Pipin L H | Editor: Pipin L H

AyoBacaNews.com, Jakarta - Dokter spesialis penyakit dalam, yakni dr. Rudy Kurniawan Sp.PD Dip.TH., MM., MARS mengatakan, sarapan dengan karbohidrat tetap diperlukan untuk bantu persiapkan metabolisme tubuh.

Menurut dokter lulusan Universitas Indonesia ini, sarapan adalah makan pertama setelah jeda panjang dari makan terakhir, yakni malam hari.

Jeda yang bisa sampai 12 jam ini, kata Rudy, membuat tubuh memerlukan energi agar sistem metabolisme dalam tubuh dapat bekerja kembali.

"Justru kalau pagi diharapkan makan yang starchy, yang kayak tepung. Karbohidrat tetap harus ada, karena itu adalah jarak paling panjang di terakhir makan kita," kata Rudy dalam diskusi kesehatan, dikutip Kamis, 1 Agustus 2024.

Menurut Rudy, sarapan yang dianjurkan tetapi sesuai aturan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah Isi Piringku.

"Jadi, tetap ada karbohidratnya, protein ada, lemaknya juga ada. Pilih lemak yang lebih sehat lah utamakan," katanya.

Dikatakan Rudy, asupan gula, garam, dan lemak juga dibutuhkan, tetapi harus harus dalam batas yang sewajarnya.

Asupan ini bisa diselipkan dalam sesi snacking saat jeda makan pagi ke makan siang atau makan siang ke makan malam.

"Snack ada yang menyarankan dua kali ya, jeda antara makan pagi ke siang, dan siang ke malam. Paling aman sih buah ya. Atau ya boleh lah, makan makanan lain, yang relatif lebih sehat, kue-kue, misalkan gandung utuh, sesuatu yang tidak terlalu manis," kata Rudy.

Karbohidrat dibutuhkan pada orang yang melakukan olahraga rutin. Rudy menyarankan untuk selalu bergerak agar karbohidrat tidak menjadi kalori, yang tersimpan dan mengendap jadi lemak.

Karbohidrat yang tidak dibakar dengan baik, dapat berubah jadi lemak, dan gula berlebih dalam tubuh yang memicu timbulnya penyakit metabolik, seperti diabetes.

Ia mengatakan, tidak jarang pada usia 20 tahun banyak yang sudah terkena diabetes tipe 2, karena gaya hidup sedentari. Tetapi tetap mengonsumsi nasi secara berlebihan. (*)

Konten Rekomendasi (Ads)