Kesaksian Petinggi PDIP Upaya Jokowi Ambil Alih Kekuasaan Golkar dan Partai Banteng, Ayahnya Kaesang Membantah

Rabu, 03 April 2024 | 19:52
Kesaksian Petinggi PDIP Upaya Jokowi Ambil Alih Kekuasaan Golkar dan Partai Banteng, Ayahnya Kaesang Membantah
JOKOWI BERKUASA-Upaya Jokowi ambil alih kursi ketua Umum PDIP dan Golkar terbongkar. Hasto diminta tak banyak bicara.
Penulis: L Sundana | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com - Petinggi PDI Perjuangan (PDIP) mengungkap hal yang selama ini tidak banyak diketahui publik. 

Disebutkan anak buah Megawati, jika ada upaya pengambil alihan dua partai besar oleh satu orang yang saat ini sedang berkuasa. 

Tuduhan itu sangat serus, karena pentolan PDIP tersebut langsung menyebut nama orang yang akan mengambilalih kekuasaan dua partai besar.

Siapakahan yang dimaksud? Apakah proses pengambilalihan kekuasaan di partai besar itu terjadi?

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto tegas mengatakan jika Joko Widodo alias Jokowi terus berupaya mempertahankan kekuasaanya.

Selain ingin berkuasa di pemerintahan, Jokowi juga dikatakan Hasto ingin mempertahankan kepemimpinannya dengan cara mengincar kursi ketua umum PDIP yang saat ini masih diduduki Megawati Soekarnoputri.

Cara Jokowi menguasai parpol kata Hasto tak lain karena ingin mempertahankan kekuatan politiknya. Dua partai yang dicoba untuk dikuasai selain PDIP adalah Golkar.

"Rencana pengambilalihan Partai Golkar dan PDI Perjuangan. Jadi, jauh sebelum pemilu, beberapa bulan, antara lima-enam bulan. Ada seorang menteri power full," kata Hasto dalam kegiatan Bedah Buku NU, PNI, dan Kekerasan Pemilu 1971 karya Ken Ward (1972) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat pada Selasa, 2 April 2024.

Jelas Hasto menyebut ada menteri di dalam kabinet Jokowi, yang sangat power full dan menteri superpower full.

Menteri tersebut disebutnya, adalah yang bertugas langsung menjembatani pengambilalihan kursi ketum PDIP. 

"Supaya enggak salah, ini ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid oleh Presiden Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Bu Mega, agar kepemimpinan PDI Perjuangan diserahkan kepada Pak Jokowi. Jadi, dalam rangka kendaraan politik. Untuk 21 tahun ke depan," ujar Hasto.

Lantaran langkah penguasaan parpol tidak berhasil, Jokowi disebutnya mengamando membentuk koalisi besar yang permanen.

"Sekarang ada gagasan tentang soal koalisi besar permanen seperti ada barisan nasional," kata Hasto.

Tentang ucapan Hasto ini dibenarkan politikus senior PDIP, Andreas Hugo Pareira. Tegas dia menyebut apa yang diucapan Hasto Kristiyanto terkait Presiden Jokowi yang ingin menggeser Megawati Soekarnoputri dari posisi Ketua Umum PDIP bisa dikatakan benar. 

Dia melihat itu lantaran Hasto yang menjabat Sekretaris Jenderal adalah orang yang paling dekat dengan Megawati.

"Menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan tentu mempunyai posisi dan kedudukan yang penting di dalam pengambilan keputusan politik di dalam negeri ini, bukan hanya partai, tapi di republik ini," ujar Andreas. 

Jokowi bereaksi

Terkait tuduhan Hasto, Jokowi berkomentar dengan mengelak atas semua tuduhan dari Sekretaris Jenderal PDIP tersebut.

Jokowi mempertanyakan apa yang menjadi tudingan Hasto, mengingat belum lama ini dirinya juga dituduh akan menggoyang kursi Ketum Golkar.

"Bukan Golkar? Katanya mau ngerebut Golkar, katanya mau ngerebut, masa, semua mau direbutin semua," kata Jokowi saat melepas bantuan kemanusiaan untuk Palestina dan Sudan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Rabu, 3 Maret 2024.

Tak ingin jadi bola liar, ayah kandung Gibran Rakabumung Raka ini meminta Hasto tak melemparkan isu yang tidak benar. "Jangan seperti itu, jangan seperti itu," ujarnya. (*)

 

Konten Rekomendasi (Ads)