AyoBacaNews.Com, Bandung- Belakangan ini banyak sekali pertanyaan dari para kreator pemula maupun lama tentang kenapa dolar Facebook Pro turun dan apa penyebab turunnya dolar Facebook monetisasi, bahkan ada yang mengira bahwa fitur monetisasi konten justru membuat dolar Facebook menjadi turun.
Padahal, turunnya dolar Facebook Pro bukan semata-mata karena konten sudah dimonetisasi. Hal ini dijelaskan dengan sangat gamblang oleh @maximalindigital di kanal YouTube-nya.
Melalui penjelasannya, @maximalindigital menegaskan bahwa dolar Facebook naik turun adalah hal yang wajar karena dipengaruhi oleh banyak faktor.
Jadi, jangan terburu-buru menyalahkan fitur monetisasi sebagai penyebab utama turunnya dolar Facebook Pro. Ada berbagai faktor penting lain yang perlu kita pahami agar tidak salah kaprah dalam menganalisa perubahan penghasilan dari monetisasi Facebook.
Simak penjelasan penyebab turunnya dolar Facebook Pro berikut ini agar kamu bisa lebih memahami dinamika dunia kreator di media sosial.
Artikel ini hanya membahas ulang apa yang sudah dijelaskan oleh @maximalindigital, agar kamu yang belum sempat menonton videonya bisa tetap mendapatkan insight-nya secara lengkap.
Berikut beberapa penyebab dolar Facebook Pro turun yang disampaikan oleh @maximalindigital:
Meningkatnya jumlah kreator Facebook menyebabkan iklan yang ditayangkan Facebook menjadi terbagi ke banyak konten.
Artinya, porsi iklan yang didapat oleh masing-masing kreator menjadi lebih kecil, sehingga penghasilan dari monetisasi juga ikut turun.
Dolar Facebook turun juga bisa karena sedang memasuki musim rendah (low season) dalam dunia periklanan.
Misalnya saat bulan Ramadan, banyak pengiklan yang menunda memasang iklan karena alasan menghormati bulan suci, sehingga permintaan iklan menurun dan penghasilan pun ikut drop.
Jenis Iklan yang Ditayangkan Berbeda-Beda Nilainya
Iklan seperti mobil atau properti biasanya dibayar lebih mahal dibanding iklan obat kuat atau produk-produk lain.
Maka, nilai dolar yang kita dapatkan juga tergantung pada jenis iklan yang tampil di konten kita.
Iklan dari luar negeri cenderung punya nilai dolar yang lebih tinggi, karena nilai tukarnya lebih besar.
Untuk mendapatkan iklan luar negeri, konten harus disesuaikan dengan audiens internasional, misalnya menggunakan bahasa Inggris dan deskripsi konten yang menyasar pasar luar.
Jenis iklan yang muncul di konten kita tidak bisa kita atur sendiri karena semuanya dikendalikan oleh algoritma Facebook.
Algoritma akan menyesuaikan iklan yang ditampilkan berdasarkan riwayat pencarian penonton.
Jadi, bisa saja konten kita tampilkan iklan obat kuat atau properti, tergantung penonton yang melihat.
@maximalindigital juga menyinggung soal pentingnya iklan yang tampil disaring dengan baik agar konten kita tidak terisi iklan dewasa atau iklan tidak layak.
Kreator tetap disarankan untuk menjaga rezeki tetap bersih, misalnya dengan menyisihkan untuk sedekah dan zakat.
Di YouTube, iklan lebih tersaring secara ketat, sehingga jarang ditemui iklan 18+.
Sementara di Facebook, masih ada celah iklan yang tidak layak bisa muncul, meskipun sudah ada sistem penyaringan.
Dari penjelasan @maximalindigital, kita bisa menyimpulkan bahwa dolar Facebook Pro turun bukan karena fitur monetisasi konten, tapi karena dinamika pasar iklan di sosial media.
Kita sebagai kreator harus memahami bahwa Facebook hanya sebagai perantara, sedangkan sumber penghasilan utama tetap berasal dari iklan yang masuk ke platform tersebut.
Jika ingin dolar Facebook naik kembali, kita perlu memperluas jangkauan audiens, meningkatkan kualitas konten, serta mencoba menyasar penonton internasional. Yang terpenting, tetap semangat berkarya dan jangan salah paham pada sistem monetisasi Facebook.