Kata dr. Rudy Dapat Menimbulkan Masalah Lambung, Setelah Sahur Jangan Langsung Lakukan Hal Ini

Minggu, 24 Maret 2024 | 10:13
Kata dr. Rudy Dapat Menimbulkan Masalah Lambung, Setelah Sahur Jangan Langsung Lakukan Hal Ini
ASAM LAMBUNG KAMBUH - Ilustrasi perempuan memegang perut. dr. Rudy Kurniawan mengatakan tidur sesaat setelah makan bisa menimbulkan masalah kesehatan. (Ilustrasi/Freepik).
Penulis: Pipin L H | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com - Dokter spesialis penyakit dalam lulusan Universitas Indonesia (UI), dr. Rudy Kurniawan Sp.D MM MARS mengatakan, tidur sesaat setelah sahur bisa berpengaruh pada potensi peningkatan gula darah di tubuh.

Rudy mengatakan, ketika langsung tidur sesaat setelah sahur dapat memengaruhi gula darah hingga sistem pencernaan yang menjadi tidak optimal.

Hal tersebut, dapat menimbulkan permasalahan pencernaan seperti GERD, dan masalah lambung lainnya.

"Durasi dan waktu tidur berpengaruh. Jadi, paling ideal sebenarnya setelah makan jangan langsung tidur, minimal dua sampai empat jam setelah makan," kata Rudy.

Oleh karena itu, ia menyarankan untuk berusaha setelah makan tidak langsung berbaring, tetapi melakukan aktivitas ringan atau duduk posisi tegak.

"Selain masalah gula, nanti muncul penyakit yang lain. Jadi, mungkin setelah makan atau setelah sahur bisa aktivitas dulu yang ringan, habis itu lanjutkan tidur," kata Rudy.

Rudy mengatakan, santapan berbuka puasa untuk penderita diabetes juga harus dikontrol agar gula darah tidak melonjak.

Makan dengan porsi seimbang antara karbohidrat, protein, dan serat sesuai anjuran pemerintah dan WHO.

Kurangi gula, garam, dan lemak serta berbuka puasa dengan kurma sebanyak 3 atau 5 butir saja.

Sebab, kurma adalah makan yang memiliki indeks glikemik yang sedang hingga rendah, sehingga tidak membuat gula darah naik signifikan, sehingga bisa menimbulkan gejala.

"Gula darah lebih itu bisa pusing, kadang merasa kayak orang haus, sering buang air kecil. Itu tanda berlebihan gula darah, sebaliknya kalau terlalu rendah seperti berdebar, keringat dingin, itu juga bisa muncul," kata Rudy.

Ia mengatakan, bahwa penderita diabetes diperbolehkan berpuasa jika kadar gula darahnya dalam rentang yang terkontrol.

Menurut literatur perhimpunan diabetes, kadar HbA1C penyandang diabetes harus terkontrol di bawah angka 5,7 persen.

Jika, angka ini melebihi kadar yang ditentukan maka ada risiko yang cukup besar terjadi gangguan ketika diabetesi berpuasa.

Sebaiknya, penyandang diabetes melakukan kontrol satu bulan sebelum puasa, untuk mengetahui sejauh mana sejauh mana kondisi pasien dengan gula darah tinggi. Dan aturan pemakaian obat yang mungkin berubah selama puasa.

"Satu bulan sebelumnya, penyandang diabetes datang ke dokter untuk cek gula darah, untuk dilihat secara risiko aman atau tidak. Kemudian, pengaturan obat-obatan juga penting," katanya.(*)

Konten Rekomendasi (Ads)