AyoBacaNews.com - Kota Bandung mencatatkan prestasi positif dalam pengendalian inflasi, menjadi kota dengan inflasi tahunan terendah di Jawa Barat pada bulan Februari 2024.
Dilansir dari jabarprov.go.id, berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Kota Bandung per 1 Maret 2024, inflasi year on year (YoY) Kota Bandung tercatat sebesar 1,95 persen, di bawah rata-rata Jawa Barat sebesar 3,09 persen dan inflasi nasional sebesar 2,75 persen.
Berbagai komoditas memberikan kontribusi pada pergerakan inflasi YoY di Kota Bandung. Komoditas seperti beras, rokok kretek filter, cabai merah, nasi dengan lauk, dan emas perhiasan menjadi pendorong utama inflasi.
Di sisi lain, tarif air minum PDAM, bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, bawang merah, dan cabe rawit menjadi faktor yang membatasi laju inflasi.
BACA JUGA: Bio Farma Buka Pendaftaran "Mudik Asyik bersama BUMN 2024" Siap Sediakan 10 Bis untuk Pemudik
Dalam pengukuran inflasi bulan ke bulan (MtM), Kota Bandung mencatatkan angka sebesar 0,38 persen terhadap Januari 2024. Meskipun lebih kecil dibandingkan inflasi Jawa Barat (0,45 persen), Kota Bandung tetap berada di atas angka nasional (0,37 persen).
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi MtM pada bulan Februari 2024, dengan andil sebesar 0,33 persen.
Sementara itu, inflasi year to date (YtD) Kota Bandung mencapai 0,48 persen, berada di bawah inflasi YtD Jawa Barat (0,61 persen) dan lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 0,41 persen.
Dalam perbandingan dengan inflasi 10 kota di Jawa Barat, Kota Bandung menempati posisi keempat terendah dalam inflasi MtM, setelah Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung, dan Kota Sukabumi.
Sedangkan dalam kategori YtD, Kota Bandung menempati peringkat keempat terendah setelah Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Majalengka.
Pencapaian ini menunjukkan keberhasilan Pemerintah Kota Bandung dalam menjaga stabilitas harga dan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian daerah.
Adanya kontrol inflasi yang baik juga mencerminkan upaya keras dalam mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi harga dan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.(*)
BACA JUGA: INACRAFT 2024 Berakhir, UMKM Binaan Pertamina Raih Transaksi Senilai Rp 4,2 miliar
BACA JUGA: BYD vs Hyundai: Pertarungan Harga Mobil Listrik di Indonesia