Insiden Wasit Dihajar Pemain di PON XXI, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda Desak Investigasi Khusus

Selasa, 17 September 2024 | 16:59
Insiden Wasit Dihajar Pemain di PON XXI, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda Desak Investigasi Khusus
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Hud - Foto: dpr.go.id
Penulis: Aulia | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com, Jakarta - Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, menyoroti insiden kekerasan terhadap wasit dalam pertandingan sepak bola PON XXI antara Aceh dan Sulawesi Tengah.

Huda mendesak agar dilakukan investigasi khusus terkait pemukulan wasit yang dilakukan oleh salah satu pemain Sulteng. Menurutnya, kejadian tersebut merupakan alarm serius bagi dunia sepak bola Indonesia yang menunjukkan adanya masalah dalam ekosistem kompetisi sepak bola tanah air.

"Kami mendesak ada investigasi khusus terkait insiden pemukulan wasit dalam pertandingan sepak bola yang mempertemukan kesebelasan NAD (Nanggroe Aceh Darussalam) dan Sulteng," ujar Huda kepada media yang dikutip AyoBacaNews.com Parlementaria 17 September 2024.

Huda menyoroti ketidakpuasan pemain Sulteng terhadap keputusan wasit yang dinilai tidak adil, sehingga memicu reaksi emosional.

"Kalau kita perhatikan sebelum insiden pemukulan, pemain Sulteng juga tampak kesal dengan beberapa keputusan wasit yang tampak berat sebelah," lanjutnya.

Masalah Sistemik di Sepak Bola Indonesia

Menurut Huda, insiden ini mencerminkan bahwa ekosistem sepak bola di Indonesia belum stabil. Ia menegaskan, tanpa adanya perbaikan yang signifikan, prestasi yang dicapai tim nasional Indonesia hanya akan menjadi ilusi jika fondasi sepak bola di dalam negeri masih "keropos."

"Kami berharap federasi serta stakeholder sepak bola segera berbenah. Percuma timnas kita melambung tinggi jika hal itu dibangun di atas pondasi yang keropos” ujarnya.

Huda juga mengkritisi gelaran PON XXI, yang menurutnya masih penuh dengan kekurangan. Tidak hanya insiden dalam pertandingan, tetapi juga infrastruktur yang kurang siap, akses yang terbatas, dan kualitas pelayanan terhadap atlet yang belum optimal.

Kronologi Insiden di Stadion H Dimurthala

Insiden tersebut terjadi dalam laga perempat final antara Aceh dan Sulawesi Tengah yang berlangsung Sabtu malam 14 September 2024. Tuan rumah Aceh sempat tertinggal 1-0 setelah Wahyu, pemain Sulteng, mencetak gol di menit ke-25. Ketegangan mulai meningkat di menit tambahan waktu babak pertama, ketika pemain Aceh menendang kepala pemain Sulteng di kotak penalti, namun wasit tidak memberi keputusan pelanggaran.

Pada babak kedua, situasi memanas saat wasit memberikan kartu kuning kepada Wahyu, yang kemudian berubah menjadi kartu merah setelah Wahyu memprotes keputusan tersebut. Keputusan ini memicu kemarahan para pemain Sulteng, yang akhirnya mencapai puncaknya ketika pemain Sulteng, Rizki Saputra, memukul wasit di bagian kepala pada menit tambahan waktu. Wasit terkapar dan harus dipapah keluar lapangan, sementara pertandingan terhenti beberapa saat.

Setelah wasit pengganti melanjutkan pertandingan, Aceh mendapatkan penalti kedua dan berhasil mengubah skor menjadi 1-1. Namun, pemain Sulteng memilih meninggalkan lapangan, sehingga Aceh memenangkan pertandingan melalui walkover (WO) dan melaju ke semifinal.

Desakan untuk Perbaikan dan Refleksi

Huda mengingatkan bahwa insiden ini bukan sekadar masalah emosional di lapangan, tetapi juga cermin dari kualitas kepemimpinan wasit dan struktur kompetisi di Indonesia yang masih perlu banyak perbaikan. Dia berharap agar Kemenpora dan federasi olahraga memperhatikan masalah ini untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Insiden ini menjadi sorotan besar dan menjadi bukti bahwa pembenahan sepak bola di Indonesia tidak hanya sebatas prestasi timnas, tetapi juga memerlukan reformasi yang lebih dalam di tingkat kompetisi dan perangkat pertandingan.(*)

Konten Rekomendasi (Ads)