AyoBacaNews.com, Jakarta - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) anjurkan orangtua untuk batasi anak memegang gawai di waktu tertentu, misalnya pasca pukul 18.00 WIB yang dicontohkan dari orangtua sendiri.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial IDAI, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) mengatakan, anak harus melihat perlakuan yang sama agar bisa memahami maksud di balik adanya pembatasan tersebut.
Menurut Rini, jika tidak diperboleh memegang handphone, maka orangtuanya juga harus begitu, harus sama perlakuannya.
"Jangan anaknya diharuskan begini, tapi orangtuanya begitu (masih boleh pegang ponsel)," kata Rini dalam diskusi di Gedung IDAI, dikutip pada Rabu, 24 Juli 2024.
Menurutnya, penetrasi internet remaja yang meningkat dari 25,48 persen pada 2023 jadi 31,40 persen di 2024, berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJJI) Tahun 2024, menjadi alasan di balik urgeni batasi genggaman gawai pada anak dan orangtuanya.
"Perlu hati-hati juga, karena kalau terlalu lama ada yang disebut adiksi internet. Sekarang internet juga menjadi adiksi, menjadi suatu penyakit," kata guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Departemen Ilmu Kesehatan Anak tersebut.
Ia mengatakan, satu di antara penelitian mahasiswanya mengungkapkan, jika adiksi internet pada remaja menyebabkan fungsi otak menjadi berbeda dengan anak normal ketika dipantau menggunakan MRI.
Karena memberi gawai pada anak bisa mengganggu tidurnya, mengurang interaksi fisik, bahkan meningkatkan aktivitas perundungan siber, yang bisa memicu gangguan-gangguan pada saraf di otak.
"Ajarkan anak-anak tentang cara menggunakan internet dengan aman, dan bertanggung jawab," kata Rini.
Sebab perundungan siber merupakan masalah serius yang dapat memiliki konsekuensi jangka panjang.
Berikut lima dampak negatif jika anak terlalu lama memegang HP;
1. Gangguan kecemasan
Korban perundungan siber mungkin mengalami kecemasan berlebihan, ketakutan, dan serangan panik.
2. Depresi
Perundungan siber dapat menyebabkan perasaan sedih, putus asa, dan kehilangan minat pada aktivitas yang disukai.
3. Gangguan PTSD
Gangguan stres pasca-trauma yang diakibatkan perundungan siber, korban mungkin mengalami flashback, mimpi buruk, dan kesulitan berkonsentrasi.
4. Gangguan tidur
Perundungan siber dapat menyebabkan insomnia, kelelahan, dan kesulitan bangun di pagi hari.
5. Nyeri fisik
Korban perundungan siber mungkin akan mengalami sakit kepala, sakit perut, dan kelelahan kronis.(*)