AyoBacaNews.com - Harga beras diprediksi akan terus mengalami kenaikan hingga menjelang Ramadan 2024, dan Idul Fitri pada bulan Maret mendatang.
Hal tersebut, disebabkan pasokan beras dari berbagai daerah berkurang, dan faktor lainya seperti kondisi cuaca serta gangguan hama.
Menurut Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid kepada RRI, berkurangnya pasokan beras lokal dari berbagai daerah tersebut karena menurunnya produksi beras hasil panen petani.
"Harga beras lokal jenis premium sekarang ini harganya sudah mencapai Rp15.200 per kilogram. Padahal kualitas mengalami penurunan dari biasanya," kata Zulkifli.
Disebutkan Zulkifli, beras jenis premium tersebut banyak patah-patah, warnanya juga kuning, dan kualitasnya tidak bagus, tapi harganya mahal.
Menurutnya pasokan beras lokal dari berbagai daerah sekarang berkurang drastis, kebutuhan di DKI Jakarta saja normalnya setiap hari harus ada pasokan sampai 3.000 ton.
"Sekarang ini, pasokan beras hanya setengah dari pasokan normal yang masuk ke Pasar Induk," katanya.
Ia menyebutkan, kenaikan harga beras hanya bisa diredam dengan kepastian apakah Bulog masih memiliki stok yang cukup atau tidak.
"Ketersediaan stok di Bulog memengaruhi gejolak harga di Pasar, dibutuhkan untuk stabilitas harga," kata Zulkifli.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog, Krisnamurthi mengatakan, per 10 Januari 2024 pihaknya memiliki cadangan beras pemerintah sebanyak 1,3 juta ton.
Ia menegaskan, stok beras tersebut bakal mampu memenuhi kebutuhan Bulog untuk menjalankan program pemerintah, yaitu bantuan pangan berupa 10 kg beras, dan program Stabilisasi Harga, dan Pasokan Pangan (SPHP).
Bayu optimistis stok CPB yang dimiliki Bulog saat ini mampu memenuhi kebutuhan untuk program pemerintah.
Meski produksi diprediksi defisit. Bayu juga yakin tetap bisa melakukan pengadaan beras dari produksi petani lokal.