Gus Miftah Viral Hina Penjual Es Teh, Begini Fakta Gelar 'Gus' di Indonesia

Kamis, 05 Desember 2024 | 09:03
Gus Miftah Viral Hina Penjual Es Teh, Begini Fakta Gelar 'Gus' di Indonesia
GELAR GUS DI INDONESIA - Gus Miftah viral usai hina penjual es teh. Ternyata begini peruntukkan gelar 'Gus' di Indonesia. - Foto tangkap layar YouTube/@gusmiftah.
Penulis: Difa Lavianka | Editor: Difa Lavianka

AyoBacaNews.com - Miftah Maulana Habiburrahman atau yang lebih dikenal dengan Gus Miftah, viral akhir-akhir ini.

Nama Gus Miftah viral usai lontarkan sebuat kalimat yang dianggap menghina penjual es teh.

Kalimat yang tidak pantas diucapkan, terlebih di hadapan banyak jamaah. Selain itu, reaksi orang-orang di sekitar yang ikut tertawa juga turut menjadi sorotan.

Di samping kejadian tersebut, sebenarnya bagaimana peruntukkan gelar 'Gus' di Indonesia?

Dilansir dari kanal YouTube Muhammad Idrus Ramli pada Kamis, 5 Desember 2024 beri penjelasan beberapa fakta seputar gelar 'Gus' di Indonesia.

Gelar Gus di Indonesia 

Arti Gelar "Gus" dalam Tradisi Jawa

Secara tradisional, Gus adalah singkatan dari kata 'bagus', yang artinya baik atau tampan.

Gelar ini biasanya diberikan kepada anak laki-laki seorang kyai, khususnya di Jawa. Gus menjadi sapaan hormat yang menunjukkan posisi anak tersebut sebagai bagian dari keluarga kyai yang dihormati.  

Namun, panggilan kepada anak kyai ini berbeda-beda di setiap daerah.  

- Di sebagian daerah Jawa, putra kyai dipanggil Gus.  

- Di Madura, mereka kerap dipanggil Ra.  

- Ada pula yang dipanggil Mas atau Nun, tergantung adat dan tradisi lokal.  

Ketika putra kyai sudah dewasa dan menggantikan posisi ayahnya, panggilannya berubah menjadi kyai dan bukan lagi Gus.  

Fenomena Gus Modern

Belakangan ini muncul fenomena yang cukup membingungkan di masyarakat, yaitu banyak yang menyandang gelar Gus meskipun bukan putra kyai.

Fenomena ini sering disebut sebagai Gus modern. Beberapa ciri Gus modern ini antara lain:  

1. Bukan dari Keluarga Kyai 

Gelar Gus diberikan tanpa dasar tradisi atau hubungan dengan keluarga kyai.  

2. Tidak Belajar Ilmu Agama

Beberapa orang yang menyandang gelar Gus bahkan tidak memiliki latar belakang ilmu agama.

Hal ini sering menimbulkan pernyataan atau pendapat yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.  

3. Gelar Gus yang Digosokkan

Ada yang memanfaatkan nama Gus untuk popularitas atau kepentingan tertentu. Hal ini merusak citra para Gus sejati yang benar-benar menjaga amanah sebagai anak kyai.  

Dampak dari Penyalahgunaan Gelar Gus

Fenomena ini dapat memberikan dampak negatif, terutama pada citra kyai dan Gus sejati. Berikut beberapa kekhawatiran yang muncul:  

1. Kerusakan Citra Tradisi Keagamaan 

Jika seseorang yang tidak memiliki ilmu agama menyandang gelar Gus, hal ini dapat menimbulkan kebingungan di masyarakat.  

2. Menurunkan Kehormatan Gelar Gus

Penyalahgunaan gelar ini membuat Gus yang sejati kehilangan keistimewaan dan kehormatan yang melekat pada gelar tersebut.  

Sebagai masyarakat yang bijak, kita perlu berhati-hati terhadap gelar atau panggilan yang viral, termasuk Gus. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:  

1. Kenali Latar Belakang

Pastikan gelar Gus disematkan kepada orang yang benar-benar berasal dari keluarga kyai atau memiliki tradisi keagamaan yang jelas.  

2. Hindari Penyalahgunaan

Jangan mudah terpesona dengan gelar tanpa melihat kapasitas atau keilmuan yang dimiliki.  

3. Teguhkan Tradisi Keagamaan 

 Jagalah tradisi keagamaan yang sudah lama berjalan agar tidak dirusak oleh fenomena modernisasi yang keliru.  

Jadi itulah dia beberapa fakta mengenai pemberian gelar 'Gus' di Indonesia. (*)

Konten Rekomendasi (Ads)