AyoBacaNews.com - Dalam sejarah Indonesia, terdapat banyak peristiwa besar yang membentuk arah perkembangan bangsa.
Mulai dari kemerdekaan, Konferensi Meja Bundar (KMB), hingga krisis moneter 1998. Namun, dari semua peristiwa tersebut, salah satu yang paling berkesan dan penuh misteri bagi banyak masyarakat adalah peristiwa Gerakan 30 September (G30S).
Peristiwa ini melibatkan banyak tokoh penting Indonesia dan menimbulkan berbagai versi mengenai apa yang sebenarnya terjadi.
G30S sering kali dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), yang dianggap sebagai dalang utama dari peristiwa tersebut.
Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan G30S terjadi di Indonesia? Apakah ini murni masalah internal atau dipengaruhi oleh faktor internasional pada saat itu?
Dilansir dari kanal YouTube Inspect History pada Senin, 30 September 2024, dijelaskan bagaimana kondisi politik Indonesia sebelum G30S PKI terjadi.
Awalnya, di masa pemerintahan Presiden Soekarno, Indonesia mengalami berbagai situasi politik dan ekonomi.
Pemerintahan Soekarno yang berdikari dan mandiri di satu sisi membawa kebanggaan, akan tetapi di sisi lain menimbulkan tantangan besar.
Indonesia yang pada saat itu baru merdeka dari penjajah, berusaha membangun jati diri di tengah situasi dunia yang masih diliputi ketegangan Perang Dingin, antara Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet.
Kondisi dalam negeri tidak stabil, ditandai dengan adanya berbagai pemberontakan dan konflik antar golongan. Kebijakan ekonomi Soekarno yang pro-pribumi juga tidak berjalan sesuai harapan.
Kebijakan nasionalisasi perusahaan asing justru menimbulkan masalah, sebab kurang pengalaman tenaga lokal dalam mengelola perusahaan tersebut.
Alhasil, ekonomi Indonesia semakin memburuk, dengan inflasi yang mencapai 650%, salah satu yang tertinggi dalam sejarah.
Hubungan Soekarno dengan PKI
PKI menjadi salah satu partai terbesar di Indonesia saat itu, dengan jutaan anggota yang tersebar di seluruh negeri.
Kedekatan Soekarno dengan PKI sering dianggap sebagai ancaman bagi kelompok militer, terutama Angkatan Darat.
Soekarno, yang ingin menjaga keseimbangan kekuatan politik, memanfaatkan PKI sebagai salah satu kekuatan penyeimbang terhadap militer yang semakin dominan.
Selain itu, PKI juga mendukung kebijakan Soekarno seperti konfrontasi dengan Malaysia. Tapi, dukungan terhadap PKI menimbulkan kecurigaan di kalangan militer, yang khawatir PKI akan semakin kuat dan mengambil alih kekuasaan jika Soekarno tiada.
Pengaruh Internasional dan Perang Dingin
Indonesia yang berada di tengah-tengah persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur, berusaha memainkan peran strategis.
Di sisi lain, Soekarno menerima dukungan militer dan ekonomi dari Uni Soviet, sementara di sisi lain, ia juga berusaha menjalin hubungan baik dengan Amerika Serikat.
Situasi tersebut membuat Indonesia menjadi satu diantara medan perebutan pengaruh antara dua kekuatan besar dunia.
Amerika Serikat, khawatir Indonesia akan jatuh ke tangan komunisme seperti negara-negara lain di Asia, berusaha keras untuk mencegah hal itu.
Di tengah ketegangan Perang Vietnam, posisi Indonesia menjadi sangat penting bagi Amerika Serikat dalam menjaga kepentingannya di kawasan Asia Tenggara.
Situasi Menjelang G30S
Menjelang G30S, ketegangan antara militer dan PKI semakin memanas. Presiden Soekarno yang berusaha menyeimbangkan kekuatan politik di antara keduanya, justru membuat situasi semakin sulit dikendalikan.
Di satu sisi, militer khawatir PKI akan menguasai Indonesia jika dibiarkan tumbuh terlalu kuat, sementara PKI terus memperluas pengaruhnya di berbagai sektor, termasuk melalui proposal pembentukan Angkatan Kelima yang didukung penuh oleh PKI.
Semua ketegangan ini mencapai puncaknya pada peristiwa G30S, di mana sejumlah jenderal militer diculik dan dibunuh.
Peristiwa ini kemudian dimanfaatkan oleh Jenderal Soeharto untuk mengambil alih kekuasaan, yang akhirnya menandai berakhirnya era Soekarno dan naiknya Soeharto sebagai pemimpin Indonesia dengan rezim Orde Baru.
G30S PKI merupakan peristiwa yang terjadi dari berbagai faktor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Ketegangan politik antara militer dan PKI saat itu, ditambah dengan pengaruh internasional dari perang dingin, membuat kondisi semakin problematik.
Setelah peristiwa ini, Soekarno kehilangan kekuasaannya dan Soeharto naik menjadi presiden Indonesia. Penggunaan istilah G30S tanpa menyebut PKI sebagai dalang utama menjadi standar setelah jatuhnya Orde Baru pada 1998.
Peristiwa G30S tidak hanya berdampak pada politik Indonesia saat itu, tetapi juga pada perjalanan sejarah bangsa di masa-masa berikutnya.
Peristiwa ini meninggalkan banyak pertanyaan yang hingga kini masih menjadi bahan diskusi, terutama mengenai siapa yang sebenarnya berada di balik kejadian tersebut. (*)