Fakta Megathrust, BMKG: Bukan Peringatan Dini Seolah Terjadi Dalam Waktu Dekat

Sabtu, 24 Agustus 2024 | 08:22
Fakta Megathrust, BMKG: Bukan Peringatan Dini Seolah Terjadi Dalam Waktu Dekat
MEGATHRUSH - BMKG sampaikan beberapa fakta penting mengenai potensi megathrust yang bisa timbulkan gempa besar. -Foto ilustrasi Pixabay/Tumisu.
Penulis: Difa Lavianka | Editor: Difa Lavianka

AyoBacaNews.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ungkap beberapa fakta mengenai Megatrusht yang mengancam masyarakat Indonesia.

Informasi seputar Megatrush, penting untuk diketahui oleh masyarakat Indonesia khususnya yang berada di wilayah berpotensi terdampak atas bencana tersebut.

Megatrush merupakan area dua lempeng tektonik bertabrakan dan diantaranya menyusup di bawah lempeng lainnya, proses ini disebut dengan subduksi. 

Adapun proses tersebut bisa sebabkan penumpukan energi yang besar serta dapat terlepas decara tiba-tiba dalam bentuk gempa.

Dikutip dari media sosial Instagram @infobmkg pada Sabtu, 24 Agustus 2024, sebagai gambaran ada tiga contoh seismic gap megathrust yaitu sebagai berikut.

1. Selat Sunda: Gempa besar terakhir pada 1754 atau 270 tahun yang lalu;

2. Mentawai - Siberut: Gempa besar terakhir yaitu pada 227 tahun lalu;

3. Tunjaman Nankai, Jepang: Gempa besar terakhir pada 1946 atau pada 78 tahun lalu.

Zona megathrust seperti halnya Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, mempunyai waktu seismic gap atau area subduksi belum mengalami gempa besar selama periode waktu yang lama.

Serta energi yang tertahan bisa memicu gempa besar di masa depan yang jauh lebih lama, jika dibandingkan dengan gempa di Nankai, Jepang. Sehingga harus mendapat perhatian lebih serius.

Meskipun begitu, BMKG juga imbau kepada masyarakat bahwa, munculnya pembahasan potensi gempa megathtust saat ini bukan berarti peringatan dini yang seolah akan terjadi dalam waktu dekat.

Kendati demikian, masyarakat diharapkan untuk tetap tenang, tapi juga waspada dan sigap terhadap potensi bencana gempa dan tsunami.

Kemudian, masyarakat bisa tetap melakukan aktivitas seperti biasa dan mengikuti portal informasi resmi dari BMKG, untuk mengetahui informasi serta peringatan-peringatan penting. (*)

Konten Rekomendasi (Ads)