Facebook 2025: Monetisasi Kini Berbasis Undangan, Kreator Harus Siap Ubah Strategi

Kamis, 13 Maret 2025 | 13:30
Facebook 2025: Monetisasi Kini Berbasis Undangan, Kreator Harus Siap Ubah Strategi
tips- Facebook 2025: Monetisasi Kini Berbasis Undangan, Kreator Harus Siap Ubah Strategi (Sumber: https://id.wikipedia.org/)
Penulis: ULFAH WAFA ALMUBAROKAH | Editor: Ulfah Wafa Almubarokah

AyoBacaNews.Com, Bandung- Facebook kembali membuat kejutan dengan perubahan besar dalam sistem monetisasi tahun 2025. Bukan lagi sekadar soal jumlah view, tapi soal keterlibatan, kualitas, dan kepatuhan.

Semua ini menjadi bahan diskusi hangat di kalangan kreator konten, terutama setelah kanal YouTube @KONYALGAMING127 membahas secara lengkap dalam videonya yang terbaru.

Dalam ulasan tersebut, dijelaskan bahwa Facebook kini menerapkan sistem monetisasi berbasis undangan, bukan lagi terbuka untuk semua kreator seperti sebelumnya.

Artinya, hanya kreator tertentu yang akan mendapatkan akses monetisasi. Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara agar bisa masuk ke dalam daftar undangan eksklusif tersebut?

Menurut penjelasan dari @KONYALGAMING127, ada tiga poin utama yang menjadi penentu apakah seorang kreator layak dimonetisasi oleh Facebook atau tidak. Berikut ulasan lengkapnya:

  1. Engagement Adalah Segalanya

Facebook tidak lagi terpesona pada angka penonton semata. Algoritma kini lebih tertarik pada interaksi nyata antara kreator dan audiens.

Kreator yang aktif membalas komentar, membuat polling, atau sekadar memantik diskusi di kolom komentar akan dinilai lebih layak mendapatkan undangan monetisasi. Jadi, jangan hanya posting, tapi bangun komunitas.

  1. Kualitas Konten Makin Diperhitungkan

Kreator yang sekadar mengunggah ulang video dari sumber lain tanpa editing dan storytelling yang menarik kini akan tertinggal.

Konten dengan penyajian yang rapi, pesan yang jelas, serta relevansi tinggi dengan audiens akan lebih mudah dilirik oleh sistem. Kreativitas dan konsistensi jadi kunci baru di tahun ini.

  1. Patuh Aturan atau Gagal Monetisasi

Hal lain yang tak kalah penting adalah kepatuhan terhadap kebijakan platform. Konten yang melanggar hak cipta, berbau ujaran kebencian, atau melewati batas standar komunitas bisa langsung menghapus peluang monetisasi.

Menurut @KONYALGAMING127, banyak kreator gagal bukan karena engagement rendah, tapi karena tidak sadar bahwa kontennya menyalahi aturan.

Dengan sistem baru ini, Facebook seolah sedang menyaring siapa yang benar-benar serius membangun komunitas digital berkualitas. Bagi kreator yang adaptif dan siap naik level, ini bisa menjadi momentum untuk tumbuh lebih besar.

Sebaliknya, bagi yang masih mengandalkan taktik lama, sekadar upload tanpa strategi—akan mulai tertinggal. Sistem ini memaksa kreator untuk tidak hanya tampil, tapi juga hadir, terlibat, dan memberi nilai pada audiensnya.

Konten Rekomendasi (Ads)