AyoBacaNews.com, Jakarta - Dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dr. Qori Haly, SpBP-RE, mengingatkan, upaya menurunkan berat badan tidak bisa dilakukan dengan cara instan, termasuk melalui operasi sedot lemak (liposuction).
Menurut Qori liposuction memang menghilangkan beberapa lapisan lemak, dan mengurangi berat badan tetapi tujuannya sebenarnya bukan itu.
Qori menjelaskan, sedot lemak merupakan prosedur pembedahan invasif untuk menghilangkan lapisan lemak di bawah kulit area tertentu.
"Liposuction bukan cara yang instan untuk menurunkan berat badan, walaupun dengan menghilangkan beberapa lapisan lemak itu bisa mengurangi tinggalan berat badan, tapi tujuan sebenarnya bukan itu," kata Qori dalam sebuah diskusi daring yang digelar Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dikutip Kamis, 1 Agustus 2024.
Sedot lemak hanya bertujuan untuk membentuk bagian tubuh area tertentu (body contouring), dengan menyedot kelebihan lemak yang sulit dihilangkan.
"Jadi, jangan sampai semua meyakini liposuction untuk menurunkan berat badan. Tapi liposuction semata adalah untuk membentuk tubuh atau bagian tubuh tertentu," katanya.
Dokter yang menjabat Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi Estetik, di Jabodetabek itu menganjurkan upaya-upaya konvensional, seperti olahraga rutin dan mengatur asupan makanan sebagai langkah paling tepat untuk menurunkan berat badan.
Namun, bila masih terdapat kelebihan lemak yang tersisa, meski sudah berolahraga dan menjaga pola makan, maka sedot lemak bisa dilakukan.
Meski operasi sedot lemak terlihat sederhana, tindakan ini memiliki berbagai risiko yang memengaruhi kondisi fisik maupun kinerja organ pasiennya.
Risiko yang ada bisa berasal dari efek pembiusan akibat reaksi antara obat bius dengan obat-obatan lain, yang dikonsumsi pasien maupun risiko dari prosedur pembedahan.
Karena itu, Qori mengingatkan agar pasien jujur mengenai kondisi tubuh maupun obat-obatan yang dikonsumsi saat berkonsultasi dengan dokter sebelum operasi.
Bukan itu saja, Qori juga menyebutkan, sedot lemak juga bisa timbulkan risiko lain, seperti penumpukan cairan, infeksi, kebal rasa, dan alergi lidocaine.
Serta terdapat risiko yang lebih berat yakni kulit bergelombang, kerusakan jaringan lunak, jarum sedot lemak menembus rongga dan organ tubuh tertentu, emboli lemak, serta gangguan jantung dan ginjal.
"Risiko komplikasi itu akan semakin meningkat seiring bertambahnya atau meluasnya bidang operasi jadi ada beberapa bagian yang dilakukan tindakan yang meningkatkan risiko komplikasi," katanya.(*)