AyoBacaNews.com, Kota Sukabumi - Harga komoditas cabai di Kota Sukabumi, Jawa Barat mengalami kenaikan.
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi mengungkapkan penyebab kenaikan harga cabai tersebut.
Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Diskumindag Kota Sukabum, M. Rifki menyebut, harga cabai tembus Rp80 ribu per kilogram dampak kekeringan yang melanda sejumlah daerah pemasok.
"Sejumlah jenis cabai harganya naik, bahkan ada yang menembus hingga Rp80 ribu setiap kilogramnya," kata Rifki memberikan keterangan, dikutip Kamis, 1 Agustus 2024.
Berdasarkan hasil pendataan harga bahan pokok penting di Pasar Pelita, dan Pasar Tipar Gede, yang dilakukan petugas pencatat harga Diskumindag Kota Sukabumi, terdapat tiga jenis cabai yang harganya naik atau tinggi.
Di antaranya, cabai rawit merah harga juga saat ini Rp80 ribu per kg, cabai rawit hijau di level Rp60 ribu per kg, dan cabai merah keriting berada di kisaran Rp40 ribu per kg.
Kenaikan harga ini sudah terjadi sudah pekan lalu, yang disebabkan berkurangnya pasokan.
Adapun, kenaikan harga cabai rawit merah yakni Rp10 per kg yang awalnya dijual Rp70 ribu per kg. Lalu, cabai merah keriting naik Rp4 ribu per kg dari sebelumnya Rp36 ribu per kg, dan cabai rawit hijau naik Rp5 ribu yang sebelumnya Rp55 ribu per kg.
Fluktuasi harga cabai ini kemungkinan masih terjadi di awal Agustus 2024, tergantung dari pasokan dan produksi cabai dari daerah pemasok.
Meski demikian, pihaknya memastikan tidak sampai terjadi kelangkaan cabai di Kota Sukabumi.
Lebih lanjut, Rifki menjelaskan, hingga sekarang ini harganya masih normal seperti cabai merah besar TW Rp40 ribu per kg, cabai hijau besar Rp24 ribu per kg, dan cabai merah lokal Rp48 ribu per kg. Sehingga jenis cabai yang mengalami kenaikan jenis rawit.
Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang biasa menggunakan cabai rawit untuk sementara beralih dulu ke cabai jenis lain di saat harganya tinggi seperti sekarang ini.
Selain itu, diimbau juga tidak melakukan aksi borong yang bisa memicu kelangkaan, dan peningkatan harga secara drastis.(*)