Desa Wisata Jatiluwih di Bali Dipilih sebagai Destinasi Wisata Delegasi World Water Forum ke-10

Minggu, 28 April 2024 | 20:13
Desa Wisata Jatiluwih di Bali Dipilih sebagai Destinasi Wisata Delegasi World Water Forum ke-10
WORLD WATER FORUM 10 - Desa Wisata Jatiluwih di Bali Dipilih sebagai Destinasi Wisata Delegasi World Water Forum ke-10.- website/kemenparekraf.go.id
Penulis: Aulia | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com - Desa Wisata Jatiluwih di Bali telah dipilih sebagai destinasi wisata yang akan dikunjungi oleh delegasi World Water Forum ke-10, forum air internasional terbesar di dunia yang akan diselenggarakan pada 18-25 Mei 2024.

Keputusan ini memberikan kesempatan emas bagi Indonesia untuk memperkenalkan keragaman budaya dan pariwisata, khususnya Bali, kepada dunia, sambil menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjaga dan merawat sumber daya alam sebagai bagian dari budaya dan sumber kehidupan.

Desa Wisata Jatiluwih, yang ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 2012, menjadi representasi pengembangan pariwisata Indonesia ke depan, dengan berbasis pada keberlanjutan lingkungan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menyatakan dukungan penuh dari Kemenparekraf/Baparekraf untuk upaya-upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di Jatiluwih.

"Hal tersebut sejalan dengan kebijakan di Kemenparekraf yang beralih dari quantity tourism ke quality tourism," kata Sandiaga.

Desa Jatiluwih terkenal dengan sistem subaknya yang mengatur sistem irigasi untuk pertanian padi di Bali. Produk pertanian utama dari wilayah ini adalah beras merah yang dihasilkan oleh petani setempat.

Di samping dijual, beras merah tersebut juga diolah menjadi teh beras yang bermanfaat bagi kesehatan.

Ke depan, pengelolaan persawahan di Jatiluwih akan diarahkan ke konsep organic farm, yang menggunakan pupuk alami seperti kotoran sapi. Ini diharapkan akan meningkatkan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat dan menjadi contoh penerapan sustainable tourism.

Ketua DTW Desa Wisata Jatiluwih, Ketut Purna Jhon, menyatakan bahwa partisipasi masyarakat lokal sangat penting dalam pengembangan pariwisata.

"Perlu keterlibatan banyak pihak, terutama petani setempat, untuk menggerakkan ekonomi lokal," ujarnya.

Selain menikmati keindahan alam dan budaya, delegasi World Water Forum juga akan diajak untuk melakukan prosesi melukat, tradisi penyucian jiwa dengan menggunakan air suci dari mata air.

Ini adalah salah satu upacara tradisional umat Hindu, khususnya di Bali, yang bertujuan menyegarkan pikiran dan menyucikan jiwa.

Dengan memilih Desa Wisata Jatiluwih sebagai destinasi, Indonesia ingin menunjukkan kepada dunia bagaimana pariwisata yang berkelanjutan dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat lokal sambil menjaga kelestarian alam dan budaya.

Peristiwa ini diharapkan menjadi langkah maju dalam promosi pariwisata Indonesia yang berkelanjutan dan berbasis budaya.(*)

Konten Rekomendasi (Ads)