AyoBacaNews.com, Jakarta - Pihak yang mengaku sebagai hacker pelaku peretasan Pusat Data Nasional muncul di media sosial.
Kelompok dengan sebutan Gang Brain Chiper akan memberikan kunci data imbas ransomware secara cuma-cuma.
Kelompok bernama Gang Brain Chiper mengakui telah menyerang Pusat Data Nasional milik Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Mereka muncul ke publik dengan mencantumkan permohonan maaf kepada pemerintah Indonesia atas kegaduhan yang terjadi.
Gang Brain pun meminta publik mengerti bahwa keputusan yang diambil adalah independen dan tidak ada pengaruh siapapun.
Pengumuman itu diunggah melalui akun @althmall_intt. Mereka akan memberikan secara cuma-cuma kunci data imbas ransomware.
Anggota Komisi I, Dave Laksono meminta pemerintah tidak bergantung pada pernyataan si peretas.
"Pemerintah jangan tergantung dengan pernyataan hacker tersebut. Saya masih menunggu, nanti kalau kepastiannya gimana itu tergantung komunikasi antara hacker itu sendiri dengan siapapun yang berkomunikasi," kata Anggota Komisi I, Dave Laksono pada wartawan.
"Apakah dari pemerintah atau dari mana, atau dari forum. Kita lihat saja nanti. Tapi yang kita minta juga itu langkah dari pemerintahnya ini apa saja, jadi jangan hanya bergantung kepada statement dari hacker," ucapnya menegaskan
Sementara itu, Pengamat IT, Ridho Rahadi menyebut adanya keterlibatan orang yang membuka pintu masuk akses PDN.
"Saya ada keyakinan bahwa ini bukan hanya sekedar serangan, tapi sudah diatur sedemikian rupa," katanya.
Pengamat IT, Ridho Rahadi berpendapat ada broker di balik kasus yang memalukan tersebut.
"Saya berpendapat bahwa serangan ini melibatkan broker dari dalam untuk membuka akses awal," katanya lagi.
Dalam serangan ransomware, biasanya mereka fokus pada deployment ransomware.
"Ransomware itu ditanam. Mereka tidak ingin fokus pada membuka pintunya, mereka menggunakan istilah initial access broker. Menurut saya, initial access brokernya adalah orang dalam," sebutnya.
Pemerintah juga menegaskan bahwa Pusat Data Nasional telah pulih dan kembali bisa melayani masyarakat. (*)