Buntut Panjang PON XXI, Anggota Komisi X DPR RI Segera Evaluasi

Jumat, 20 September 2024 | 17:56
Buntut Panjang PON XXI, Anggota Komisi X DPR RI Segera Evaluasi
Anggota Komisi X DPR RI, Rosiyati MH Thamrin - Foto: dpr.go.id
Penulis: Aulia | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Rosiyati MH Thamrin, menyoroti sejumlah hal yang perlu dievaluasi dari penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Aceh dan Sumatera Utara.

Dalam Kunjungan Kerja Spesifik Komisi di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat 20 September 2024, Rosiyati menyebutkan bahwa persoalan konsumsi makanan bagi para atlet serta kesiapan sarana dan prasarana venue menjadi dua hal utama yang perlu mendapat perhatian serius.

"Kita bersyukur bahwa penyelenggaraan PON ini telah selesai dan akan ditutup pada malam hari ini. Ada beberapa hal yang kita perlu evaluasi. Pertama, yaitu mengenai makanan untuk para atlet. Seperti kita ketahui, setiap atlet memerlukan asupan makanan dengan kandungan nutrisi yang baik dan seimbang,"ujar Rosi kepada Parlementaria.

Masalah Makanan Atlet dan Venue yang Belum Selesai

Rosiyati menjelaskan, persoalan makanan menjadi krusial karena atlet memerlukan asupan gizi yang tepat untuk menjaga stamina dan kesehatan selama bertanding. Ia menyoroti adanya kekurangan dalam penyediaan makanan yang sesuai standar nutrisi atlet.

Selain itu, masalah kesiapan venue juga menjadi perhatian. Rosiyati menyebutkan bahwa beberapa venue PON masih belum sepenuhnya rampung meski sudah mendekati waktu penyelenggaraan.

"Ketika kami berkunjung pada bulan Agustus, ada venue yang masih setengah jadi. Kontraktor sempat berjanji akan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dengan sistem kerja 24 jam dalam tiga shift. Namun, kenyataannya, masih banyak yang belum terealisasi,” jelasnya.

Pembelajaran untuk PON Mendatang

Rosiyati berharap penyelenggaraan PON XXI ini bisa menjadi bahan evaluasi untuk penyelenggaraan PON di masa mendatang. Ia menyoroti masalah serupa yang terjadi pada PON sebelumnya, seperti di Papua, di mana setelah acara berakhir, banyak venue yang terlantar dan anggaran negara yang digunakan tidak dimanfaatkan dengan optimal.

“Saya lama tinggal di Papua, dan setelah PON di sana, banyak venue yang tidak digunakan lagi, sementara biaya pembangunannya besar. Ini harus jadi pelajaran agar ke depan kita lebih bijak,” ungkap Rosi. Ia juga menyoroti bahwa pembangunan venue baru yang megah namun tidak digunakan lagi pasca-PON adalah pemborosan yang bisa dihindari.

Menurutnya, lebih baik memanfaatkan venue yang sudah ada dan hanya melengkapi fasilitas yang dibutuhkan daripada membangun gedung olahraga baru yang memakan biaya besar.

Rosi menutup dengan harapan agar evaluasi dari PON XXI ini bisa menjadi acuan penting untuk perbaikan PON di masa mendatang. "Intinya, PON ini harus dievaluasi dengan seksama, agar penyelenggaraan PON berikutnya berjalan lebih baik dan tidak mengecewakan masyarakat," pungkasnya.

Dengan evaluasi yang matang, diharapkan ke depannya PON dapat diselenggarakan dengan lebih efektif, efisien, dan bermanfaat bagi pengembangan olahraga di Indonesia tanpa meninggalkan masalah yang berpotensi merugikan anggaran negara.(*)

#pon xxi
Konten Rekomendasi (Ads)