Bukan dari Skincare, Wanita Suku Karen Terlihat Cantik Sesuai Panjang Lehernya

Sabtu, 13 Juli 2024 | 10:23
Bukan dari Skincare, Wanita Suku Karen Terlihat Cantik Sesuai Panjang Lehernya
CINCIN LEHER BAGI WANITA SUKU KAREN - Terus menerapkan adat leluhur, wanita suku Karen gunakan cincin leher sebagai standar kecantikan. - Foto tangkap layar YouTube/Jelajah bumi.
Penulis: Difa Lavianka | Editor: Difa Lavianka

AyoBacaNews.com, Suku Karen - Jika saat ini mayoritas perempuan ingin miliki kulit putih dan glowing agar terlihat cantik, tapi tidak dengan wanita di suku Karen.

Masyarat suku Karen miliki standar kecantikan yang unik, semakin panjang leher seorang wanita maka terlihat lebih cantik.

Suku Karen atau lebih dikenal dengan istilah 'Kareni', merupakan sekelompok etnis yang berasal di wilayah dataran tinggi Tibet.

Namun kini, suku Karen sudah migrasi ke Myanmar yaitu, Karen state, dan Thailand Utara atau tepatnya di Chiang Rai, Baan Nong Luang.

Ada beberapa kepercayaan yang dianut oleh masyarakat suku Karen yaitu, Animisme, Kristen dan juga Buddha.

Selain itu,Suku Karen juga telah menyebar ke beberapa negara seperti Swedia, Australia, Kanada, dan negara lainnya.

Agar terlihat lebih cantik, wanita di suku Karen menerapkan aturan adat istiadat dengan memasang cincin di leher.

Dilansir dari kanal YouTube Jelajah bumi pada Sabtu, 13 Juli 2024, wanita suku Karen sudah menggunakan cincin leher sejak usia 5 tahun. Adapun cincin leher yang digunakan terbuat dari kuningan berbentuk spiral.

Cincin leher akan terus ditambah setiap bertambahnya usia. Cincin leher seberat 10 Kg itu harus tetap digunakan kecuali saat melahirkan, meninggal dunia, dan menikah.

Awalnya, penggunakan cincin leher bagi wanita suku Karen yaitu sebagai pelindung agar terhindar dari serangan Harimau.

Selain leher, cincin kuningan ini juga digunakan pada bagian tubuh lainnya, seperti tangan dan kaki wanita Karen.

Kemudian, suku Karen juga menggunakan pakaian tradisional lengkap termasuk hiasan warna-warni serta aksesoris di kepalanya.

Kesehatan dan Dampak Penggunaan Cincin Leher

Terlepas dari keunikannya, penggunaan cincin leher secara medis bisa berdampak pada masalah kesehatan.

Menggunakan cincin leher dengan bobot yang berat dan jangka waktu yang lama, bisa menyebabkan otot leher mengalami penurunan fungsi serta massa, sehingga jadi lemah.

Kemudian, hasil X-ray dapat terjadi perubahan tulang, pita suara jadi lebih bergema dan dalam, tulang selangka maupun tulang rusuk tertekan ke arah bawah.

Bukan hanya itu saja, bahkan banyak dari wanita suku Karen juga mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Kesulitan yang dialami seperti sulit makan, minum, bernafas serta berbagai aktivitas lainnya. Menggunakan kuningan seberat 10 Kg tentu menimbulkan rasa sakit.

Wanita suku Karen terbiasa konsumsi buah pinang, sebagai cara untuk mengurangi rasa sakit yang timbul karena beban dari cincin lehernya. (*)

Konten Rekomendasi (Ads)