AyoBacaNews.com, Cianjur - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mencatat tiga kecamatan di wilayah selatan berpotensi terdampak tsunami.
Adapun ketinggian gelombang tsunami bisa mencapai 18-26 meter saat terjadi gempa bumi 8,7 magnitudo melanda Pantai Selatan Cianjur.
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur, Asep Kusmana mengatakan, meski berpotensi tetapi pihaknya mengimbau warga di pesisir selatan agar tidak panik.
Asep menyarankan agar warga tetap waspada segera mengungsi saat melihat tanda alam akan terjadi bencana tersebut.
"Berdasarkan peta bahaya tsunami yang diperoleh dari BMKG, terdapat tiga wilayah yang berpotensi terdampak bencana tsunami, yakni Kecamatan Cidaun, Sindangbarang, dan Agrabinta. Di mana terdapat 18 desa, sehingga warga diminta untuk waspada," kata Asep.
Bahkan, pihaknya sudah menempatkan sekitar 90 orang Relawan Tangguh Bencana (Retana) di sepanjang pesisir pantai selatan untuk melakukan pengawasan, pelaporan, dan tindakan cepat dengan mengevakuasi warga ketika melihat tanda alam akan terjadinya bencana tsunami.
Potensi bencana tsunami diprediksi apabila gempa bumi magnitudo 8,7 terjadi di laut selatan Cianjur.
Dengan dampak luar dapat merusak seluruh pantai, dan perkembangan warga. Namun sejak jauh hari pihaknya sudah melakukan berbagai upaya.
"Termasuk memberikan pelatihan dan kesiapsiagaan pada warga di sepanjang pesisir selatan, terkait antisipasi dan penanganan cepat saat terjadi bencana, termasuk melakukan evakuasi melalui jalur yang sudah dipasang di setiap kecamatan," katanya.
Sejak beberapa tahun terakhir, kata Asep, pemerintah daerah melalui BPBD Cianjur sudah memasang rambu atau jalur evakuasi di sejumlah titik, terutama sepanjang bibir pantai selatan yang membentang di tiga kecamatan.
Bahkan, simulasi bencana alam tsunami di ketiga wilayah tersebut kerap dilakukan, sebagai upaya antisipasi dan bentuk kesiapan warga menghindari bencana alam. Meski begitu, pihaknya berharap bencana alam, termasuk tsunami tidak pernah terjadi.
"Namun, ketika hal tidak diinginkan terjadi minimal warga sudah siap untuk melakukan langkah, termasuk mengungsi ke tempat yang dinilai aman dari jangkauan tsunami," katanya.
Selain itu, pihaknya juga memastikan alat peringatan tsunami yang dipasang BMKG di pantai selatan akan berbunyi. Sehingga masyarakat dapat segera mengevakuasi diri ke dataran yang lebih tinggi.
"Sedangkan untuk alternatif lainnya, apabila alat peringatan tsunami mengalami kendala, maka Retana dan aparat setempat akan memberikan peringatan melalui pengeras suara yang ada di masjid setempat," katanya. (*)