AyoBacaNews.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, bahwa tiga daerah di Indonesia berstatus siaga terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang.
Dikutip dari laman BMKG, pada Rabu, 5 Juni 2024, disebutkan sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, ke-14 daerah berstatus waspada meliputi, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
Analisa cuaca BMKG menyebutkan, bahwa Kalimantan Selatan berpotensi hujan lebat pada siang hingga sore hari di wilayah Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu, dan Tanah Laut.
Hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat pada malam hari di wilayah Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong, Kotabaru, Tanah Bumbu, dan Tanah Laut.
Sulawesi Selatan, mayoritas berpotensi hujan ringan hingga sedang pada pagi sampai sore hari dengan suhu 20-33 derajat celcius, dan kelembaban 65-95 persen.
Kemudian, untuk Sulawesi Tenggara berpotensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai guntur dan angin kencang pada pagi hingga dini hari di wilayah Konawe Utara, Konawe Selatan, Konawe Kepulauan, Kolaka Timur, Kolaka, dan Kolaka Utara.
Peringatan dini waspada dampak hujan dengan intensitas sedang hingga geras juga diprakirakan melanda Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Maluku dan enam provinsi di Papua.
Sementara itu, untuk wilayah DKI Jakarta sebagian besar cerah hingga cerah berawan pada pagi hingga dini hari, dengan kelembaban 60-100 persen pada malam hari, dan bersuhu 23-33 derajat celcius.
Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, timnya mendapati potensi hujan di sejumlah wilayah Indonesia masih tinggi setidaknya hingga bulan September, meski sudah mulai memasuki musim kemarau.
Hal itu, terjadi oleh adanya beberapa dinamika atmosfer yang masih aktif di wilayah Indonesia, fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang equatorial Rossby, Kelvin hingga pola sirkulasi siklonik, dan potensi pembentukan daerah belokan serta perlambatan angin.
Menurutnya, kondisi itu bisa menimbulkan dampak cuaca ekstrem kebencanaan hidrometeorologi, yang meliputi banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, tanah longsor, dan seterusnya, meski di saat yang bersamaan Indonesia mulai dilanda musim kemarau (Juni-September 2024).
Dengan demikian, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu memperbarui informasi melalui kanal resmi InfoBMKG, dan menghindari berita hoaks yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.(*)