AyoBacaNews.com, Jakarta - Kedatangan Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus, di Istana Merdeka, Jakarta, disambut dengan penuh kemeriahan dan upacara kenegaraan yang khidmat. Paus tiba sekitar pukul 9.35 WIB, mengawali kunjungannya ke Indonesia dalam rangkaian perjalanan apostoliknya ke kawasan Asia Pasifik.
Menggunakan kendaraan Toyota Innova Zenix putih, Paus Fransiskus memasuki gerbang Istana Merdeka yang dipandu oleh pasukan marching band dan pasukan berkuda.
Kendaraan yang ditumpanginya kemudian berkeliling kompleks Istana Kepresidenan, di sepanjang jalur yang dihiasi anak-anak berpakaian adat membawa bendera Merah Putih dan bendera Vatikan. Anak-anak tersebut bersorak gembira menyambut kehadiran Paus, menciptakan suasana penuh kehangatan dan kebersamaan.
Setelah berkeliling, Paus Fransiskus turun di salah satu sisi Istana Merdeka dan disambut langsung oleh Presiden Joko Widodo serta Presiden Terpilih Prabowo Subianto, bersama sejumlah menteri kabinet, termasuk Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Kehadiran dua presiden ini, baik yang masih menjabat maupun yang terpilih, menunjukkan simbol kesinambungan dan dukungan penuh pemerintah Indonesia terhadap misi perdamaian yang dibawa Paus.
Upacara kenegaraan yang digelar untuk menyambut Paus Fransiskus menjadi momen penting dalam sejarah hubungan Indonesia dan Vatikan.
Indonesia dipilih sebagai negara pertama dalam rangkaian perjalanan Paus Fransiskus ke Asia Pasifik, yang mencakup kunjungan ke Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Kunjungan ini adalah yang ketiga kalinya bagi seorang Paus ke Indonesia, setelah Paus Paulus VI pada 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada 1989, menjadikan momen ini sebagai tonggak sejarah penting dalam hubungan kedua negara.
Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia, sebuah negara dengan populasi 279 juta jiwa yang mayoritas beragama Islam, mencerminkan komitmen Vatikan terhadap dialog antaragama.
Dengan populasi Kristen sekitar 20,5 juta orang, termasuk 8,5 juta umat Katolik, Indonesia memiliki peran penting dalam menyebarkan pesan toleransi dan kerukunan di dunia.
Setelah rangkaian kegiatan kenegaraan di Istana Merdeka, Paus Fransiskus dijadwalkan melakukan pertemuan pribadi dengan anggota Serikat Jesuit di Apostolic Nunciature, Kantor Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta.
Pada sore harinya, Paus akan bertemu dengan para uskup, imam, diakon, biarawan-biarawati, seminaris, dan katekis di Gereja Maria Diangkat ke Surga, Gereja Katedral Jakarta. Kaum muda dari Scholas Occurantes juga berkesempatan bertemu Paus Fransiskus di Youth Center Graha Pemuda Senayan.
Puncak kunjungan Paus di Indonesia akan berlangsung pada Kamis, 5 September 2024, dengan agenda interreligious meeting di Masjid Istiqlal Jakarta, menegaskan pentingnya dialog antaragama dalam mempromosikan perdamaian.
Sore harinya, Paus Fransiskus akan mengadakan misa akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, yang diperkirakan akan dihadiri oleh ribuan umat Katolik dari seluruh Indonesia.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tidak hanya memperkuat hubungan diplomatik, tetapi juga membawa pesan kuat tentang perdamaian, kerukunan, dan dialog antaragama, yang sangat relevan di tengah tantangan global saat ini.(*)