Jakarta, KPU (Komisi Pemilihan Umum) telah memberikan keterangan terkait situs resminya diretas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Rabu (29/11/2023). Sekitar 204 juta data pemilih dilaporkan dijual dalam peristiwa ini.
Betty Epsilon Idroos selaku Komisioner KPU, menjelaskan bahwa pihaknya tengah melakukan penelusuran/penyelidikan. Kejadian ini didampingi atau dikawal dengan kepolisian dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
"Kami masih on proses melakukan penelusuran dengan mabes cyber bareskrim dan BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara)," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, dikutip Rabu (29/11/2023).
Peristiwa peretasan terbaru ini terungkap ketika masa kampanye Pemilu memasuki hari pertama. Lembaga Cissrec menjelaskan peretas bernama Jimbo mendapatkan data dan menjualnya senilai US$74 ribu atau Rp 1,2 miliar
Data-data yang didapatkan itu berjumlah 253 juta. Tapi, setelah disaring terdapat 204 juta yang didapatkan, sama seperti DPT Tetap KPU.
Kejadian peretasan ini bukanlah pertama kali terjadi. Tahun lalu 105 juta data dari KPU dilaporkan bocor oleh hacker Bjorka. Namun tahun ini menjadi 204 juta dara KPU yang dilaporkan bocor.